DJP bantah adanya kebocoran data NPWP

Estimated read time 2 min read

Jakarta dlbrw.com – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan belum menemukan indikasi kebocoran data Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) di sistem informasi DJP. Berdasarkan penelusuran, data log entry selama enam tahun terakhir menunjukkan tidak ada indikasi adanya kebocoran data langsung dari sistem informasi DJP, kata Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Humas. di kementerian. Bagian Keuangan, Dwi Astuti, Jakarta, Jum.

Dwi menegaskan, struktur data yang tersebar bukanlah struktur data terkait pelaksanaan hak perpajakan wajib pajak dan pemenuhan kewajiban perpajakannya.

Meski begitu, DJP terus berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkomfo), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), dan kepolisian untuk menindaklanjuti dugaan kebocoran data tersebut. Baca Juga: Shri Mulyani Minta DJP Kaji Dugaan Kebocoran Data NPWP.

DJP juga menghimbau masyarakat untuk turut menjaga keamanan datanya, antara lain dengan mengupdate antivirus, mengganti password secara rutin, dan menghindari link atau dokumen mencurigakan.

Sedangkan bagi masyarakat yang menemukan kasus kebocoran data mencurigakan terkait DJP dapat melaporkannya ke saluran pelaporan Kring Pajak: 1500200, website email kemenkeu.go.id.

Kemarin, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meminta Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menilai dugaan kebocoran data Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Baca Juga: DJP Selidiki Dugaan Kebocoran Data NPWP Ia mengatakan konferensi pers akan segera digelar setelah asesmen selesai untuk menyampaikan temuan audit kepada awak media.

Dugaan kebocoran data NPWP terungkap setelah Teguhi Aprianto, pendiri Ethical Hacker Indonesia, mengunggah tangkapan layar di situs Breach Forum.

Melalui akun X @secgron ia mengatakan, pada 18 September 2024, sekitar 6 juta data NPWP dijual di situs tersebut dari akun bernama Bjorka.

Selain NPWP, data yang disertakan juga mencakup Nomor Induk Kependudukan (NIK), alamat, nomor ponsel, alamat email dan data lainnya. Harga jual seluruh data mencapai 150 juta dinar.

Dalam cuitan yang sama, Teguhi menyebut data yang bocor juga milik Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan putranya Jibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep.

Selain mereka, daftar tersebut juga mencakup sejumlah menteri seperti Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arieh Setiadi, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, dan Menteri BUMN Eric Thohir.

Informasi kebocoran data NPWP juga diposting di platform X oleh perusahaan keamanan siber Falcon Feeds.

Namun mereka menyatakan dalam pengumumannya bahwa keaslian informasi tersebut belum diperiksa.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours