Pakar Ungkap Alasan Edukasi Diabetes Penting

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com, JAKARTA – Dokter Juli Edi Tarigan, SpPD-KEMD dari Departemen Endokrin, Metabolisme dan Diabetes Klinik Penyakit Dalam FKUI Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menekankan pentingnya edukasi diabetes. Edukasi penting agar penyakit ini lebih mudah ditangani.

“Pendidikan adalah hal terpenting yang dipahami masyarakat, jadi bukan hanya tentang kedokteran itu sendiri. Masyarakat harus paham dulu apa itu diabetes,” kata dr Juli dalam webinar “Percakapan Cerdas Tentang Diabetes” pada Sabtu (15 Juni 2024).

Pria yang akrab disapa Tije ini mengatakan, masyarakat luas perlu memahami apa itu diabetes atau biasa disebut diabetes. Artinya gula darah (glukosa) melebihi batas normal sehingga menyebabkan penyakit kronis.

Selain itu, masyarakat perlu memahami cara mengelola kadar gula darah, termasuk mengatur asupan makanan. Hal ini termasuk memahami perjalanan penyakit diabetes serta memahami kebutuhan obat-obatan yang diperlukan.

Menurutnya, tidak hanya penderita diabetes, masyarakat secara keseluruhan perlu mengatur pola makannya. Penting juga untuk memenuhi kebutuhan nutrisi secara seimbang, tergantung dosis, tidak lebih dan tidak kurang, untuk menghindari risiko yang lebih serius.

Kemudian prioritaskan untuk berolahraga secara rutin minimal 30 menit setiap hari.

Untuk dapat mengontrol asupan makanan secara penuh dan menjaga pola hidup sehat, ia mengimbau masyarakat untuk mencari pertolongan medis. Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi dan memulai pengobatan yang tepat untuk penyakit terkait diabetes.

“Kalau paham masyarakatnya kooperatif. Kalau sudah paham ikuti petunjuk dokter dan ikuti pengobatannya,” ujarnya.

Menurut data International Diabetes Federation (IDF), pada tahun 2021 jumlah penderita diabetes di dunia akan mencapai 537 juta jiwa. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah hingga mencapai 643 juta pada tahun 2030 dan 783 juta pada tahun 2045.

Menurut IDF, Indonesia merupakan negara kelima dengan jumlah penderita diabetes tertinggi, yaitu 19,5 juta pada tahun 2021 dan diperkirakan akan mencapai 28,6 juta pada tahun 2045.

Masalah ini membuat Menteri Kesehatan (Kemenkes) khawatir karena diabetes merupakan ibu dari segala penyakit dan diabetes dapat menyebabkan berbagai penyakit lain pada tubuh manusia.

Tije menambahkan, cara mencegah diabetes yang pertama adalah dengan mengontrol asupan gula berlebih pada makanan dan minuman. Dan juga konsistensi dalam aktivitas fisik sehari-hari.

“Jadi cara berpikirnya adalah banyak bergerak, kapanpun dan dimanapun. Kalau gula darahnya diatur seperti itu, tidak perlu obat-obatan,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours