Pengamat Minta Polisi Tindak Tegas Preman Pasar di Jalan Merdeka Bogor

Estimated read time 2 min read

BOGOR – Warga mulai mengeluhkan keberadaan Pasar Tumpa di Jalan Merdeka, Bogor tengah. Di satu sisi, para pedagang mengaku takut akan intimidasi dan kekerasan terhadap anggota ormas, saat mereka ingin pindah ke wilayah Kota Bogor.

Untuk mengatasi masalah ini, Pemerintah Kota Bogor harus berani dan menyelidiki serangan terhadap lembaga-lembaga publik, kata pengamat kebijakan publik Trubus Rahadiansya.

“Penegak hukum (individu) harus mengusut preman yang bermain di sana,” kata Trubus, Sabtu (14/9/2024).

Menurutnya, Pemkot Bogor harus bekerja sama dengan aparat penegak hukum lainnya. Dalam hal ini, Polres Bogor juga harus mendampingi penggusuran para pedagang di pasar Jalan Merdeka Bogor.

Trubus mengatakan, tindakan tegas Pemkot Bogor yang mengambil kebijakan harus dilakukan investigasi. Hasil penyelidikan dilaporkan ke aparat penegak hukum.

“Laporkan pelanggaran kepada pihak-pihak yang berkepentingan, terutama jika pelaku perdagangan manusia dilecehkan.”

Seperti diketahui, sudah 20 tahun berlalu pasar tumpah di Jalan Merdeka, Desa Tsiwaringin, Bogor Tengah. Seorang bocah asal Desa Tsivaringin mengaku mendapat informasi ada organisasi masyarakat yang mengeksploitasi pedagang di pasar. “Kami sudah melaporkan hal ini ke pemerintah kota, tapi belum ada tindakan tegas,” kata Boi.

Kehadiran lembaga-lembaga publik di pasar tumpah menimbulkan ketidaknyamanan tidak hanya bagi pedagang tetapi juga warga sekitar. Lembaga-lembaga publik tersebut berani terang-terangan melakukan kekerasan.

“Bahkan mereka berani membawa senjata tajam dan senjata api. Polisi seolah menutup mata. Sebenarnya berdasarkan informasi yang kami peroleh, ada seorang pengusaha yang dibacok hingga tewas dan pelakunya masih buron.”

Dalam pemeriksaan, ditemukan beberapa pedagang yang berjualan dengan membayar sejumlah uang ke lembaga publik. Pada awalnya, sejumlah kecil biaya dipungut dari para pedagang, namun lambat laun, lembaga-lembaga publik mengenakan harga yang lebih tinggi.

“Kalau tidak bayar, mereka marah-marah dan merusak kiosnya,” kata Hendry, salah satu pedagang pasar.

Saat itu, Pemerintah Kota Bogor sedang melakukan evakuasi. Namun sebagian pedagang yang diusir kembali turun ke jalan akibat intimidasi dari organisasi masyarakat. “Saat itu saya takut karena baru beberapa bulan berada di pengungsian dan ada pula yang kembali karena intimidasi.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours