Profil Andriko Noto Susanto, Putra Ponorogo Jadi Pj Gubernur NTT

Estimated read time 3 min read

KUPANG – Andrika Nota Susanto dilantik sebagai penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) menggantikan Ayodhya GL Kalake. Pria kelahiran Ponaroga itu dilantik menjadi Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian di Jakarta pada Jumat (8/6/2024).

Andrika resmi memimpin NTT hingga enam bulan ke depan atau hingga gubernur NTT dilantik berdasarkan hasil akhir Pilkada 2024.

Lulusan Universitas Patimura, Ambon angkatan 1996 ini lahir di Ponarogo, Jawa Timur pada 15 Mei 1972. Pada tahun 1998, ia mendapatkan gelar Magister Ilmu Tanah dari Universitas Gajah Mada (UGM). Pada tahun yang sama, ia mulai mengabdi sebagai pegawai negeri.

Pada tahun 2011, Andrika mendapatkan gelar PhD di bidang Ilmu Tanah dari UGM. Setelah itu, pada tahun 2013 menjadi Kepala Pusat Penelitian dan Teknologi Pertanian Provinsi Maluku Utara.

Pada tahun 2016, beliau menjadi Kepala Pusat Penelitian dan Teknologi Pertanian Provinsi Sumatera Utara. Pada tahun 2018, beliau menjadi Direktur Departemen Pertanian dan Sumber Daya Manusia Kementerian Pertanian dan Pangan.

Selain itu, pada tahun 2019, beliau menjabat sebagai Kepala Pusat Persediaan Pangan dan Keamanan Pangan pada Lembaga Keamanan Pangan Kementerian Pertanian dan Pangan.

Terakhir, Andrika menjabat sebagai Deputi Bidang Keanekaragaman Konsumen dan Keamanan Pangan pada Badan Pangan Swedia, sebelum akhirnya diangkat menjadi Pj Gubernur NTT.

Pengangkatan Andrik berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 98/P Tahun 2024 tentang Perpanjangan Masa Jabatan, Pemberhentian, dan Pengangkatan Penjabat Gubernur.

Mendagri mengatakan, keputusan memilih Andrik dilakukan melalui berbagai prosedur sesuai kesepakatan terkait, dan juga mempertimbangkan pendapat kelompok ahli.

“Pak Andriko terpilih karena melalui prosedur yang ada, termasuk panel ahli di bawah pimpinan presiden, kemudian terpilih Pak Andriko Noto Susanto,” Karnaviano dikutip dari akun YouTube @biroadministrasipimpinanntt pada Sabtu (07/09). /2024).

Dia mengatakan banyak faktor yang menjadi pertimbangan di balik keputusan tersebut, salah satunya adalah menjaga netralitas selama proses pelaksanaan Pilkada 2024 di wilayah NTT.

Menurut dia, warga sekitar lebih peka terhadap permasalahan daerah jika dilihat dari sisi efisiensi. Namun soal netralitas saat Pilkada, ia menilai NTT sebaiknya dipimpin oleh orang luar daerah.

“Jika tidak ada pilkada, ada baiknya mereka dijauhkan dari masyarakat setempat, karena mereka bisa segera mendapatkan pegangan yang baik dan cepat menjalin hubungan dengan masyarakat setempat, dan tugas utama mereka adalah mempercepat pembangunan di daerah tersebut. jelas mantan Kapolri itu. .

“Di daerah-daerah yang akan menggelar pilkada, berdasarkan pengalaman kami, pro dan kontranya sangat besar, bisa dari psikologi keluarga, kewarganegaraan, dan lain-lain. Oleh karena itu, mereka bisa bersikap netral,” tambahnya.

Tita Karnavian sangat berharap Andrika bisa bekerja efektif dalam pelaksanaan pembangunan sambil memimpin NTT. Dikatakannya, NTT memiliki permasalahan serius seperti kemiskinan, pertumbuhan lambat, dan rendahnya indeks sumber daya manusia.

Mendagri menekankan pentingnya peran Pj Kepala Bank Nasional sebagai penyalur kekuasaan pemerintah pusat di daerah. Ia yakin Andrika akan menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya.

“Selain sebagai gubernur daerah, penjabat gubernur bank sentral juga menjabat sebagai kepala gubernur daerah, penjabat gubernur daerah, dan penjabat walikota di seluruh NTT. Kami berharap beliau mampu mendukung sejumlah proyek penting di NTT seperti pengentasan kemiskinan ekstrem, percepatan penurunan stunting, dan suksesnya pilkada,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours