Rusia sebut ledakan penyeranta di Lebanon adalah perang hibrida

Estimated read time 2 min read

ISTANBUL dlbrw.com – Rusia mengutuk keras beberapa ledakan elektronik di Lebanon yang menewaskan sedikitnya sembilan orang dan melukai banyak lainnya, dan menyebut insiden itu sebagai bagian dari perang hibrida.

“Kami menganggap insiden ini sebagai tindakan perang hibrida melawan Lebanon, yang berdampak pada ribuan orang tak bersalah,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova dalam sebuah pernyataan pada Rabu.

Rusia, lanjutnya, mengutuk keras serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Lebanon dan warganya, yang merupakan pelanggaran berat terhadap kedaulatannya dan merupakan tantangan serius terhadap hukum internasional dengan penggunaan senjata non-konvensional.

Pada Selasa (16 September), sembilan orang tewas dan ratusan lainnya terluka di ibu kota Lebanon, Beirut, dan wilayah lain negara itu setelah perangkat komunikasi nirkabel, yang dikenal sebagai pager, meledak. Pemerintah Lebanon menuduh Israel berada di balik insiden tersebut.

Zakharova mengatakan bahwa penyelenggara serangan sengaja mencoba memprovokasi konfrontasi bersenjata skala besar dan berupaya memprovokasi perang besar di Timur Tengah.

Lebih lanjut ia menyatakan, tindakan tidak bertanggung jawab tersebut mempunyai akibat yang sangat berbahaya karena semakin meningkatkan ketegangan di kawasan perbatasan Israel-Lebanon.

Pejabat Rusia tersebut juga menekankan pentingnya penyelidikan menyeluruh untuk membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan, sehingga tindakan teroris lainnya tidak ditutup-tutupi, seperti yang coba dilakukan negara-negara Barat dengan penyelidikan ledakan pipa gas Nord Stream pada tahun 2022.

Ia menambahkan, Rusia menyerukan kepada semua pihak yang terlibat untuk menjauh dan menahan diri dari tindakan yang akan semakin mengganggu stabilitas situasi politik-militer di Timur Tengah.

Pada hari yang sama, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menekankan bahwa penyelidikan menyeluruh harus dilakukan atas insiden tersebut untuk mengungkap keadaan sebenarnya.

Pada konferensi pers di Moskow, dia mengatakan kepada wartawan bahwa penyelidikan juga harus mengungkap siapa yang berada di balik suara pager tersebut.

“Kemudian, tentu saja, mengambil tindakan untuk menghilangkan risiko serupa di sini (di Rusia) dan di tempat lain harus menjadi bahan kajian para spesialis,” lanjutnya.

Dia juga mengatakan bahwa insiden tersebut tentu saja menyebabkan peningkatan ketegangan, yang kemudian membuat wilayah tersebut berada dalam keadaan yang meledak-ledak.

“Kejadian seperti itu, salah satunya, bisa menjadi pemicu yang menyebabkan situasi menjadi tidak terkendali,” ujarnya.

Sumber: Anadolu

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours