Camilan China Latiao Sebabkan Keracunan Murid di Sukabumi, YLKI Beri Komentar

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com, JAKARTA – Pemerintah Indonesia diminta mengambil tindakan tegas terhadap kasus peredaran makanan ringan ilegal asal China yang terjadi belakangan ini. Yayasan Konsumen Indonesia (YLKI) menilai pemerintah harus mengusut dan menegakkan hukum atas masuknya makanan ringan tersebut ke Indonesia.

Siapa orang yang terlibat dalam penyediaan, distribusi, dan perdagangan barang ilegal itu, kata Sudaryatmo, Pengurus Harian YLKI di Jakarta, akhir pekan lalu.

Sudaryatmo mengatakan pemerintah harus mengidentifikasi rantai pasok pangan agar kualitas hidup masyarakat tidak semakin terganggu. Selain itu, jajanan ini juga sangat populer di kalangan anak-anak.

Dia mencontohkan, pada kasus jajanan pedas Lathru dan Latio Belang, puluhan siswa SDN Citadap I, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabhumi mengalami pusing, mual, dan muntah setelah mengonsumsinya. Menurut dia, kasus ini merupakan anomali yang perlu mendapat perhatian, sebab Sukabhumi merupakan wilayah yang tidak termasuk dalam zona perbatasan antar negara.

Dia mengatakan kasus keracunan juga disebabkan oleh lemahnya pengawasan dan regulasi di Indonesia, yang menyebabkan Indonesia dibanjiri produk-produk Tiongkok di bawah standar. Oleh karena itu, ia mengimbau pemerintah lebih proaktif melakukan pengawasan, terutama instansi terkait seperti dinas pendidikan dan kesehatan provinsi.

“Untuk jajanan sekolah, pemerintah daerah, khususnya Kementerian Pendidikan dan Kesehatan, harus rutin memantau produk yang dijual di sekolah,” kata Sudaryatmo.

Ia mengilustrasikan serangkaian studi kasus terkait ngemil di Tiongkok. Misalnya minyak dari China mengandung bahan bakar.

Hal ini diketahui terjadi karena truk tidak dibersihkan sesuai prosedur setelah diisi bahan bakar. Cara ini digunakan produsen untuk menekan biaya dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat.

Pada tahun 2023, penyelidikan terhadap tempat pembuatan bir terkemuka di Qingdao menemukan bahwa produknya telah disterilkan setelah ditemukannya video yang menunjukkan seorang pekerja pabrik buang air kecil pada bahan mentah yang digunakan untuk membuat minuman beralkohol.

Sementara itu, pada tahun 2022, Pengolahan Daging Babi Henan Shuangyi diketahui melakukan praktik kerja yang tidak sehat, seperti mengemas daging yang tergeletak di lantai dan pekerja yang mengenakan seragam kotor.

“Rangkaian kasus ini mengingatkan kita pada skandal besar yang terjadi di Tiongkok, ketika ditemukan kandungan melamin dalam susu. Dampaknya menewaskan enam anak dan meracuni ratusan ribu anak, ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours