Kanada imbau warganya tinggalkan Lebanon di tengah serangan Israel

Estimated read time 2 min read

HAMILTON, Kanada (Reuters) – Pemerintah Kanada pada Senin mengimbau warga Lebanon untuk “segera pulang” setelah Israel secara tajam meningkatkan serangan di Lebanon, sehingga memicu respons yang belum pernah terjadi sebelumnya dari Hizbullah.

“Warga Kanada dan mereka yang pernah tinggal di Lebanon akan segera pulang,” tulis Menteri Luar Negeri Melanie Joly di X, memperingatkan orang lain untuk tidak berencana melakukan perjalanan ke Lebanon.

“Situasi keamanan di perbatasan antara Lebanon dan Israel sangat tidak stabil dan dapat meningkat kapan saja tanpa peringatan,” katanya.

Dia juga menyatakan keprihatinan mendalam Kanada mengenai eskalasi antara Israel dan Hizbullah, dan menekankan bahwa prioritasnya adalah melindungi warga sipil di kedua sisi dan di seluruh kawasan.

Joly, yang mengaku telah melakukan kontak dengan rekan-rekannya di Lebanon dan Israel, menyerukan segera pengurangan tarif pajak di perbatasan kedua negara untuk menghindari bencana besar.

Israel melancarkan serangkaian serangan udara di Lebanon selatan dan timur, di mana para pejabat kesehatan negara itu mengatakan sedikitnya 392 orang, termasuk 35 anak-anak, dan 1.645 lainnya terluka dalam serangan Senin pagi, yang juga memaksa ribuan warga sipil meninggalkan rumah mereka.

Militer Israel meningkatkan serangannya terhadap Lebanon, mengabaikan peringatan dari komunitas internasional bahwa mereka mengancam akan menyebarkan konflik di Gaza ke wilayah lain.

Serangan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Hizbullah dan Israel menyusul serangan udara mematikan pekan lalu yang menewaskan sedikitnya 45 orang, termasuk wanita dan anak-anak, dan melukai puluhan orang di pinggiran kota Beirut.

Hizbullah membenarkan bahwa setidaknya 16 anggotanya, termasuk pemimpin senior Ibrahim Aqil dan komandan tertinggi Ahmed Wahbi, tewas dalam serangan udara Israel.

Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas batas sejak awal perang Israel di Gaza. Perang tersebut telah menewaskan lebih dari 41.400 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.

Sumber: Anadolu

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours