Nestapa Korban Gempa Bandung, Makan Singkong Rebus Tiap Malam dan Terserang Penyakit

Estimated read time 2 min read

BANDUNG – Ratusan korban gempa di Desa Kaikanbang, Kecamatan Ketasari, Kabupaten Bandung, menghadapi situasi yang memprihatinkan. Penghuni kamp pengungsi terpencil terpaksa hanya makan singkong rebus setiap malam karena distribusi bantuan yang tidak merata.

Faktanya, karena kondisi sanitasi yang buruk dan kurangnya alas tidur di lokasi pengungsian, para pengungsi mulai menderita berbagai penyakit kulit, diare, bahkan penyakit pernafasan. Demikian diungkapkan pengungsi Reran, Sabtu (21/9/2024).

“Kami hanya bisa makan singkong rebus yang dipetik langsung dari kebun. Pada malam hari, udara dingin dan kotoran membuat kondisi para pengungsi semakin buruk, banyak yang menderita penyakit kulit dan diare,” kata Rilin kepada Sindh News. “

Kondisi ini diperburuk dengan minimnya fasilitas yang memadai. Di Desa Hamlang, pengungsi secara mandiri mendirikan empat tenda yang mampu menampung lebih dari 120 orang. Tiap tenda pengungsi mampu menampung 40 orang.

Akibatnya, mereka tidur bersama tanpa alas tidur yang layak dan rentan terhadap penyakit kulit serta masalah kesehatan lainnya. Persediaan bantuan untuk korban gempa sebenarnya terus berdatangan di kantor pos utama di kawasan Kartazar.

Namun di daerah terpencil seperti Desa Hamlang, bantuan belum tersalurkan ke seluruh warga. Aparat masih belum mendistribusikan makanan, perlengkapan tidur, dan tenda pengungsian secara merata.

Menanggapi hal tersebut, Wakapolrestabes Bandung AKBP Maroli Pardid dan jajarannya turun untuk memeriksa dan mendata seluruh warga yang membutuhkan bantuan.

Melihat situasi pengungsi yang semakin sulit, mereka berharap bantuan yang disalurkan pemerintah dapat segera tiba. “Kami mengirimkan anggota untuk memberikan pendampingan dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah,” kata Maroli.

Sebelumnya, gempa berkekuatan 4,9 SR terjadi di Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung pada Rabu (18/9). Sebanyak 1.007 rumah rusak, dengan wilayah yang paling parah terkena dampaknya adalah Kabupaten Bandung.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, jumlah rumah berat yang rusak mencapai 532 rumah, dan rumah mercusuar yang hancur mencapai 475 rumah, sehingga totalnya 1.007 rumah.

Selain itu, gempa berkekuatan 5,0 SR berdampak pada 1.264 rumah.

Tak hanya itu, sejumlah fasilitas umum juga ikut rusak dalam kejadian ini, antara lain 8 fasilitas kesehatan, 31 fasilitas pendidikan, 55 tempat ibadah, dan 2 perkantoran.

Gempa tersebut juga berdampak pada 15.409 kepala keluarga (KK) yang berjumlah 21.696 jiwa. Selain itu, 710 orang mengungsi dan 78 warga luka-luka akibat tertimpa puing-puing bangunan.

Lokasi evakuasi berada di Lapangsari, Masjid Al Tahriyya, Masjid Al Barkoh dan RW 16 Bagh seberang kawasan Kartasari. Masjidnya rusak.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours