Di Balik Pelaminan Pernikahan Dini, Dampak, dan Cara Mencegahnya

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com, JAKARTA — Pernikahan dini dinilai merupakan permasalahan sosial kompleks yang berdampak luas. Di tengah tantangan tersebut, keluarga mempunyai peran yang sangat penting dalam mencegah pernikahan dini. 

Psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia, Kasandra A Putranto mengatakan, pentingnya peran keluarga dalam mencegah pernikahan dini yang dapat membawa manfaat sekaligus permasalahan. Pernikahan dini yang dapat mengakibatkan kehamilan di usia dini, dapat menimbulkan risiko kesehatan reproduksi bagi perempuan, konflik rumah tangga yang dapat berujung pada perceraian, dan permasalahan psikologis yang mempengaruhi pola asuh orang tua terhadap anak.

Cassandra mengatakan, anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang positif memiliki pemahaman yang lebih luas mengenai persiapan pernikahan. “Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang positif memiliki pandangan yang lebih baik tentang pentingnya persiapan fisik, mental, dan finansial dalam menjamin kualitas pernikahan,” ujarnya, Selasa (27/8/2024).

Menurutnya, penting untuk menyediakan lingkungan yang sehat bagi keluarga dan mengajarkan remaja tentang prinsip dan norma pernikahan. Ia juga mengatakan orang tua perlu memberikan pengetahuan yang benar untuk mengambil keputusan bijak mengenai pernikahan setelah anak mencapai usia pubertas.

“Orang tua harus menyadarkan anak-anaknya akan pentingnya pendidikan untuk masa depan yang lebih baik termasuk pendidikan akademis dan pendidikan seksualitas untuk membantu anak memahami konsekuensi reproduksi, hubungan intim, dan pernikahan dini,” ujarnya.

Cassandra menjelaskan, perempuan yang menikah muda berisiko tinggi mengalami keguguran, komplikasi saat melahirkan, dan kematian saat melahirkan karena organ tubuhnya belum sepenuhnya siap menghadapi kehamilan dan persalinan. Ia juga mengutip penelitian yang menunjukkan bahwa perempuan yang menikah muda berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan gangguan mood karena mereka merasa kehilangan kesenangan di masa remajanya.

“Perkawinan dini sering kali mengakibatkan hilangnya hak-hak anak, seperti hak atas pendidikan, hak untuk hidup bebas dari kekerasan, dan hak untuk dilindungi dari eksploitasi. Anak-anak yang menikah dini seringkali terpaksa memikul tanggung jawab yang tidak seharusnya mereka lakukan. harus dihadapi,” ujarnya.

Oleh karena itu, kata dia, orang tua hendaknya mengajarkan anak tanggung jawab, komitmen, dan etika dalam menjalin hubungan agar mereka dapat menghargai diri sendiri dan orang lain serta mengambil keputusan yang bijak dalam hidupnya. Menurutnya, orang tua juga harus memberikan dukungan finansial untuk pendidikan anak-anaknya agar mereka dapat menyelesaikan pendidikan dan mendapatkan pekerjaan yang baik sebelum memikirkan pernikahan. Pendidikan yang tepat dan lingkungan yang positif diduga dapat membantu anak berpikir rasional dalam menyikapi risiko pernikahan di usia dini.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours