Laki-Laki Juga Berisiko Kena Kanker Payudara, Kok Bisa? Dokter Jelaskan Penyebabnya

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com, JAKARTA – Kanker payudara kerap dikaitkan dengan wanita. Namun faktanya, pria juga bisa terkena kanker payudara.

Meski jumlah kasusnya jauh lebih sedikit dibandingkan perempuan, namun penting untuk kita pahami bahwa penyakit ini tidak hanya menyerang satu jenis kelamin saja. Dokter kesehatan masyarakat Dr Ngabila Salama mengatakan laki-laki bisa terkena kanker payudara, meski kejadiannya sangat rendah, sekitar kurang dari satu persen.

Kanker pada pria biasanya disebabkan oleh hiperestrogenisme atau kelebihan hormon estrogen sehingga diberikan obat untuk menekan produksi hormon tersebut, kata Ngabila. Gejalanya mirip dengan kanker payudara pada wanita, yaitu payudara membesar, payudara dan puting mengeras, puting masuk ke dalam, dan keluar cairan dari puting.

“Kelenjar getah beningnya membesar terutama di bagian ketiak atau leher atau dagu. Dan ada juga bau, kadang tercium di area dada,” ujarnya, Jumat (10/11/2024).

Penatalaksanaan kanker payudara pada pria juga sama, dimulai dengan menilai tingkat keparahannya dengan USG, mammogram, CT scan atau MRI, ujarnya. Kemudian kemoterapi, radioterapi, pembedahan dan pengangkatan sel tumor.

“Dan tentunya hal itu perlu terus dievaluasi. Karena pasien yang mengidap tumor payudara baik jinak maupun ganas sering kali mengalami kekambuhan atau kekambuhan tumor,” ujarnya.

Karena kekambuhan, kata dia, para penyintas kanker disarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin, dimana setiap enam bulan sekali perlu melakukan pemeriksaan penunjang seperti USG atau mamografi. Dalam kesempatan tersebut, beliau menyampaikan bahwa kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang paling umum dan mematikan, dengan prevalensi sebesar 12 persen. Persentase harapan hidup pasien kanker stadium 3 dan 4 hanya 10 persen.

Sedangkan jika terdeteksi pada stadium 1 dan 2 bersifat reversible. 80-90 persen bisa disembuhkan, ujarnya.

Meski begitu, persentase angka harapan hidup juga lebih tinggi, dan biaya pengobatan tujuh kali lebih terjangkau jika terdeteksi sejak dini. Selain deteksi dini, kata dia, pihaknya mengingatkan masyarakat untuk menghindari faktor risiko kanker payudara, seperti mengurangi paparan zat karsinogen, termasuk rokok, mikroplastik, bahan pengawet, dan bahan kimia.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours