Tiga soft skill untuk pekerja agar bernilai di mata perusahaan

Estimated read time 4 min read

Jakarta dlbrw.com – Para pekerja harus dilatih secara soft skill atau non-teknis agar lebih bernilai di mata perusahaan yang membutuhkan pekerja terampil untuk bersaing di pasar yang sangat sulit.

Berdasarkan laporan “Future Skills Guide for Indonesian Talents” oleh Mekari, Skilvul, Int Labs yang difasilitasi oleh Ravenry sebagai partner riset pasar, ditemukan bahwa tiga soft skill yang dimaksud adalah komunikasi, kreativitas dan inovasi, kemudian penting. Berpikir dan memecahkan masalah.

“Indonesia bercita-cita menjadi pemain utama dalam perekonomian global, tenaga kerja berbakat adalah motor penggeraknya,” kata CEO Mekari Talenta Stevens Jethefer dalam rilis resmi, Jumat.

“Pegawai tidak hanya harus memiliki keterampilan teknis, tetapi juga soft skill yang memungkinkan mereka beradaptasi dan berinovasi dalam industri yang berubah dengan cepat. Perusahaan berperan penting dengan menyediakan lingkungan dan sumber daya yang mendukung pengembangan keterampilan karyawan,” tambahnya.

Dalam laporan “Future Skills Index of Talents Indonesia” ditemukan adanya perbedaan pendapat mengenai tingkat soft skill yang dibutuhkan karyawan untuk dapat bekerja sama di tempat kerja.

Riset yang mensurvei perusahaan dan karyawan ini mengklasifikasikan soft skill ke dalam 23 kategori. Berdasarkan hasil yang dikumpulkan, para karyawan menilai tingkat soft skill mereka sudah cukup, namun perusahaan melihat masih ada ruang untuk perbaikan.

Riset tersebut menyurvei para pekerja dari kalangan umum, mulai dari pekerja kantoran hingga pekerja pabrik, mulai dari Gen X (44-69 tahun) hingga Gen Z (20-27 tahun). CEO Skilvul Business, William Hendradjaja melanjutkan penelitian merangkum soft skill dalam enam kelompok, yaitu kemampuan beradaptasi dan fleksibilitas, komunikasi, kreativitas dan inovasi, berpikir kritis dan pemecahan masalah, kepemimpinan dan manajemen diri.

“Setelah menganalisis data lebih lanjut, kami menemukan bahwa ribuan karyawan dan perusahaan memprioritaskan komunikasi, kreativitas, dan pemikiran kritis karena mereka melihat ketiga keterampilan ini sebagai yang paling mempengaruhi kemampuan karyawan dalam melakukan tugas. Pribadi dan bekerja dengan kelompok berbeda di kantor . kata William.

Tiga soft skill yang menjadikan karyawan berharga di mata perusahaan (ANTARA / HO-Mekari)

Staf: Komunikasi adalah kuncinya

Ketika diminta untuk menilai seberapa penting setiap keterampilan, 55,3 persen karyawan yang disurvei mengatakan komunikasi adalah keterampilan teratas, diikuti oleh kreativitas dan inovasi (27,4 persen) serta pemikiran kritis dan pemecahan masalah (25,7 persen).

Karyawan mengatakan bahwa dengan ketiga keterampilan tersebut, mereka mampu melaksanakan tugas, bekerja sama dengan kelompok lain dan berkontribusi terhadap pencapaian tujuan organisasi.

Stevens menambahkan, “Keterampilan berkomunikasi juga diperlukan dalam konteks budaya Indonesia, di mana seseorang harus mempertimbangkan untuk menghindari konflik, mematuhi hierarki, dan menjaga hubungan interpersonal.”

Perusahaan: Komunikasi adalah keterampilan yang penting

Dibandingkan dengan karyawan, perusahaan sangat mengutamakan kemampuan komunikasi. Sekitar 65 persen perusahaan di berbagai sektor mengatakan bahwa komunikasi adalah keterampilan penting (essensial skill) bagi karyawan di setiap peran dan posisi.

“Sebuah penelitian menunjukkan bahwa eksekutif bisnis menghabiskan 75 persen waktu kerja mereka untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis,” lanjut Stevens.

Perusahaan juga sepakat bahwa karyawan perlu memiliki kreativitas dan inovasi (27,4 persen) serta pemikiran kritis dan pemecahan masalah (23,9 persen) karena kedua keterampilan tersebut berdampak pada daya saing perusahaan.

Gen X vs Gen Z: Pemimpin harus kreatif

Penelitian mengungkapkan bahwa ketika membandingkan pandangan generasi, banyak generasi tua yang menekankan kreativitas dan keterampilan inovasi.

Hingga 21,2 persen gen

Generasi muda yaitu Gen Y (18,6 persen) dan Gen Z (15,9 persen).

“Ini mencerminkan tingkat profesionalisme, dimana Jenderal

Keterampilan masa depan

Setiap generasi pekerja sepakat bahwa di masa depan, fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi adalah dua keterampilan yang akan membantu mereka terus sukses dalam profesinya dalam menghadapi perubahan pesat di industri mana pun.

“16,4 persen Gen Z mengatakan kemampuan beradaptasi dan fleksibilitas diperlukan untuk mempertahankan kesuksesan di masa depan, diikuti oleh Gen Y (15,1 persen) dan Gen X (13,7 persen),” tambah Stevens.

Penelitian menemukan bahwa pekerja Indonesia ingin meningkatkan keterampilan mereka agar siap menghadapi masa depan. Sekitar 68 persen karyawan mengikuti program pelatihan yang ditawarkan perusahaan.

Ricky Wilianto, Managing Partner, Int Labs, menambahkan sebanyak 77 persen karyawan merasa pelatihan yang diberikan perusahaan sudah memadai dalam menunjang kinerja saat ini dan masa depan.

“Sentimen positif ini cukup menjanjikan karena karyawan yang puas akan sering melaporkan peningkatan signifikan dalam kemampuan mereka bekerja setelah pelatihan. Agar tren ini terus berlanjut, perusahaan perlu memastikan bahwa program pelatihan efektif dan relevan bagi pekerja,” tutupnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours