Pakar: Galon PC Aman Digunakan dan Ramah Lingkungan

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Galon berbahan polikarbonat (PC) masih aman digunakan. Ahmad Zainal Abidin, pakar polimer dari Institut Teknologi Bandung (ITB), mengimbau masyarakat Indonesia tidak perlu khawatir untuk minum galon air isi ulang.

“Air minum bekas dalam galon berbahan PC aman untuk diminum,” kata Zainal sebelumnya.

Kepala Laboratorium Teknologi Polimer dan Membran ITB menyatakan, hasil penelitian menunjukkan tidak ada satu pun sampel galon daur ulang yang diperiksa mengandung BPA di atas batas maksimal sehingga membahayakan kesehatan manusia.

Ia mengumumkan peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang mewajibkan produsen mencantumkan kemungkinan mencantumkan BPA pada galon kemasan PC.

Zainal mengatakan, tidak hanya BPA, semua prekursor seperti etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) yang digunakan untuk membuat kemasan PET atau galon sekali pakai juga memiliki risiko serupa.

Oleh karena itu, paket-paket tersebut harus dipantau secara berkala oleh BPOM, ujarnya.

Pakar teknologi plastik Wiyu Wahono mengatakan kemasan PC tetap sangat aman bagi pengguna. Meskipun pelanggan telah menggunakan galon yang dapat digunakan kembali selama puluhan tahun, mereka tidak pernah mengalami masalah kesehatan apa pun.

Pakar yang sudah meneliti dunia plastik selama lebih dari 20 tahun ini menambahkan, galon PC dipilih sebagai kemasan air karena tahan lama dan lebih ramah lingkungan. Paparan BPA juga berkurang pada galon yang dapat digunakan kembali ketika digunakan kembali.

Pada galon PC, paparan BPA yang masuk ke dalam tubuh dikeluarkan melalui urin atau feses setiap 2-4 jam. Dengan demikian, paparan tubuh terhadap BPA tidak akan sebanding.

“Kalau itu terjadi, terus terjadi dan tidak keluar, dan tidak terjadi. Kalau stibium (antimon, bahan kimia di kemasan PET), saya kurang tahu, tapi kalau BPA pasti akan terjadi. tidak menjadi masalah di sana.” Tidak akan ada perakitan,” kata profesor teknologi plastik di sebuah kampus di Jerman.

Dia mengklarifikasi bahwa Eropa tidak akan melarang kemasan PC kecuali BPA melebihi batas keamanan. Artinya, selama masih di bawah ambang batas toleransi harian (TDI) yakni batas aman, masih bisa dikonsumsi.

“Kalau yang mereka bilang dilarang secara luas di seluruh dunia, yang dilarang itu botol bayi. Sebenarnya sudah lama dilarang,” ujarnya.

Pakar teknologi lingkungan ITB Profesor Enri Damanhuri meyakini kemasan PC galon dapat menjadi solusi penyediaan air minum ramah lingkungan di Indonesia. Ingatlah bahwa galon dirancang untuk digunakan berulang kali tanpa menimbulkan masalah sampah plastik.

“Kita semua sepakat untuk mengurangi pencemaran sampah plastik di lingkungan dengan menghindari penggunaan plastik sekali pakai,” ujarnya.

Nugraha Edhi Suyatma, guru besar sekaligus peneliti Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan SEAFAST Center Institut Pertanian Bogor (IPB), juga menilai galon PC lebih ramah lingkungan dibandingkan galon sekali pakai. Galon PC tidak berakhir di tempat pembuangan sampah karena kemasannya dapat digunakan kembali sekaligus mengurangi energi yang digunakan untuk mendaur ulang.

Seperti diketahui, BPOM menerbitkan Peraturan Nomor 6 Tahun 2024 tentang Pelabelan Kemasan BPA pada Galon PC. Ada kekhawatiran bahwa peraturan yang berlaku dapat mendorong penggunaan kemasan sekali pakai, sehingga berujung pada masalah TPA.

Hal ini bertentangan dengan semangat masyarakat dan produsen yang bertanggung jawab mengurangi jumlah sampah yang dikumpulkan. Produsen harus mengelola limbah produk mereka karena dunia sedang menghadapi darurat limbah.

Pemerintah melalui Peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 75 Tahun 2019 juga telah membuat peta jalan untuk mencapai tujuan pengurangan limbah industri sebesar 30 persen pada tahun 2029. Dengan menerapkan peraturan kementerian tersebut, dunia usaha dapat berkontribusi sekaligus mengurangi emisi karbon. . dan mengatasi dampak polusi sampah plastik.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours