Terlalu Lama Menatap Layar Bisa Menyebabkan Mata kering pada Anak

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com, JAKARTA – Dokter mata Niluh Archi dari JEC Eye Hospitals and Clinics mengatakan, menatap layar dalam waktu lama dapat menyebabkan mata kering pada anak. Dalam pidato memperingati “Bulan Peduli Mata Kering” yang dihadiri secara online dari Jakarta, Selasa (30/7/2024), dokter spesialis mata lulusan Universitas Indonesia ini menjelaskan, frekuensi berkedip berkurang saat mata terfokus. melihat ke layar.

“Kondisi ini dapat meningkatkan kekeringan pada mata yang berpotensi menyebabkan kekeringan pada mata seiring berjalannya waktu,” kata dokter Niluh Archi yang akrab disapa Manda.

Mata kering adalah suatu kondisi permukaan mata yang beragam yang ditandai dengan hilangnya keseimbangan komponen air mata, ketidakstabilan air mata, peningkatan viskositas atau osmolaritas air mata, dan kerusakan atau peradangan pada area mata. Gejala mata kering biasanya berupa rasa tidak nyaman seperti ada benjolan di mata; mata sering kali merah, berair dan terasa kering; mata terasa pahit; munculnya cairan dari mata; mata terasa tersumbat; dan sering ada keinginan untuk mengucek mata.

“Meski tidak ada perbedaan mata kering berdasarkan usia, namun riwayat tindakan pada pasien anak lebih sulit dibandingkan pada pasien usia lanjut. Anak-anak biasanya tidak bisa menjelaskan keluhannya secara verbal. Ini merupakan sebuah tantangan,” jelas dr Manda.

Di sini kepekaan orang tua sangat penting. “Orang tua harus menyikapi dan mengkritik jika melihat anak mulai menunjukkan gejala dehidrasi, dan juga harus segera memeriksakan diri ke dokter spesialis mata,” ujarnya.

Ia berpesan kepada para orang tua agar memastikan anak menjadi lebih kuat dalam jangka waktu yang ditentukan, memastikan anak dibimbing dengan mengikuti batasan yang telah ditetapkan untuk menghindari risiko mata kering. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan agar orang tua melarang anak di bawah satu tahun melihat layar gawai dan membatasi screen time anak usia satu hingga tiga tahun maksimal satu jam dengan sedikit komentar. Menurut IDAI, anak usia satu hingga dua tahun sebaiknya hanya melihat layar perangkat saat berkomunikasi melalui video call. IDAI merekomendasikan batas screen time maksimal satu jam per hari untuk anak usia tiga hingga enam tahun, maksimal 90 menit per hari untuk anak usia enam hingga dua belas tahun, dan tidak lebih dari dua jam per hari untuk anak usia dua belas hingga delapan belas tahun. . tahun.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours