Sinyal Pelemahan Daya Beli, Politisi PKS Ingatkan Beban Fiskal Prabowo

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com, JAKARTA — Anggota Komisi Eropa Anis mengatakan inflasi bisa menjadi sinyal berbahaya karena menunjukkan daya beli masyarakat menurun.

Hal ini juga tercermin dari menurunnya pertumbuhan tahunan DPK perbankan dari 7,8% menjadi hanya 4,1%, terutama tabungan di bawah Rp100 juta, kata Anis dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (13/8/2024).

Ketua Bidang Perekonomian dan Keuangan DPP PKS ini mengkaji dampak penurunan daya beli masyarakat terhadap penerimaan negara, seperti penurunan PPN dan penurunan pembayaran pajak di sektor komersial. Anis mengatakan penurunan daya beli dapat mempengaruhi keuntungan industri dan perusahaan.

“Inilah yang dirugikan negara,” kata Anis.

Anis khawatir penurunan daya beli masyarakat dalam jangka panjang dapat menyebabkan gejolak perekonomian dengan meningkatnya kemiskinan. Anis meminta pemerintah abai dan mewaspadai situasi saat ini.

“Jangan lengah dan memungkiri penurunan daya beli, angka PHK semakin meningkat dan menurut data BPS jumlah pengangguran masih berada di angka 7,2 juta,” lanjut Anis.

Wakil Presiden BAKN DPR RI kemudian mengatakan, tingkat pengangguran (TPT) Indonesia masih termasuk yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Anis mengatakan, jumlah PHK juga meningkat pada periode Januari-Juni 2024, yakni mencapai 32.064 orang menurut data Kementerian Tenaga Kerja.

Angka tersebut meningkat 21,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang berarti situasi perekonomian sedang melemah, lanjut Anis.

Anggota parlemen PKS ini mengingatkan pemerintah untuk terus berupaya menjaga daya beli masyarakat melalui instrumen keuangan, khususnya bagi masyarakat kelas menengah yang belum mendapatkan perlindungan sosial. Juga meningkatkan daya beli terutama melalui investasi terutama yang berkualitas dan pada sektor padat karya yang selama ini Indonesia belum banyak menerima investasi berkualitas. Anis mengatakan, di akhir pemerintahan Joko Widodo jumlah kelas menengah mengalami penurunan sehingga berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat.

“Jika pemerintah tidak mengakhiri khusnul khotimah, jelas akan meninggalkan beban keuangan yang berat, penurunan daya beli akan mempengaruhi rasio pajak terhadap PDB dan menyulitkan pemerintahan baru,” kata Anis. 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours