Indonesia-Prancis Tingkatkan Kompetensi Pengajar Vokasi Kuliner

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Puluhan pakar kuliner telah dilatih sebagai bagian dari kemitraan Indonesia-Prancis. Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober hingga 22 November 2024.

Proyek ini bertujuan untuk menyelenggarakan program Train-to-Trainer (ToT) bidang kuliner profesional masakan Prancis antara Pusat Promosi Penjaminan Mutu Pendidikan Kejuruan Bisnis dan Pariwisata (BBPPMPV Bispar) bekerja sama dengan pemerintah Prancis melalui Institut Française . D’Indonesia. Pengajaran.

Baca Juga: 11 SMK Kotur Karya dan ISI Yogya Terbaik di JMFW 2025

Program pelatihan ini diikuti oleh 48 peserta yang terdiri dari mahasiswa jurusan katering Sekolah Bispar BBPMPPV, guru SMA profesional, guru lembaga kursus dan pelatihan, guru perguruan tinggi profesional, dan chef profesional.

Saryati, Sekretaris Departemen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olah Raga dan Ilmu Pengetahuan, menjelaskan bahwa program tersebut mendorong para profesional kuliner untuk berdaya saing global dan dapat memajukan industri kuliner Indonesia.

“Hal ini merupakan komitmen Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dalam merefleksikan Peraturan Presiden 68 Tahun 2022 tentang kebangkitan pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi,” kata Sarayadi dalam siaran persnya, Minggu 13/10/2024.

Baca Juga: Pendidikan vokasi mempunyai potensi besar untuk memajukan pembangunan daerah

Menurut Charyati, perintah Presiden itu bisa dilaksanakan melalui kerja sama. Salah satunya adalah niat pemerintah Perancis untuk mendukung pendidikan vokasi di Indonesia.

Hal senada juga diungkapkan Ketua BBPMPPV Bispar Ari Vibowo Hurniawan. Menurutnya, kapasitas tersebut merupakan langkah strategis untuk meningkatkan pengetahuan guru yang profesional selain memberikan keterampilan memasak dan membuat kue berstandar internasional, sehingga berdampak pada pembelajaran.

“Program ToT merupakan babak baru dalam memajukan pendidikan profesi di industri kuliner. Bersama-sama kita akan menciptakan gelombang perubahan yang akan mempercepat berkembangnya pendidikan profesi kelas dunia,” kata Ari.

Perancis, negara terdepan dalam kerja sama pendidikan kejuruan, terus berbagi praktik baik dalam pendidikan kejuruan, termasuk pangan. Fabien Penone, Duta Besar Perancis untuk Indonesia, Timor-Leste dan ASEAN, mengatakan proyek ToT ini merupakan bagian dari Pekan Pangan Perancis.

“Program ToT ini tidak hanya mempromosikan masakan Prancis, namun juga meningkatkan kualitas guru profesional Indonesia, dan kemudian mendapatkan sertifikat inisiatif untuk melegitimasi praktik tersebut,” jelas Fabian dalam sambutannya.

Fabian menambahkan, kerja sama ini akan menjadi win-win solution bagi kedua negara. Kami berharap kerjasama yang erat ini dapat mempengaruhi para guru profesional yang akan melaksanakan pelatihan selama 7 minggu ke depan.

Peserta kursus ini akan mempelajari teknik dan tradisi memasak Perancis di bawah pengawasan langsung chef profesional dari Escoffier Institute, antara lain Antoine Audron (Master Chef), Didier Bass (Master Chef), Budivarman Janaka (Assistant Chef) dan Disciples. gerald a. Mariette (Master Pastry Chef) dan Camelia Devitri (Asisten Logistik Pastry).

Dalam kesempatan yang sama, Robert Fontana, Presiden Escoffier Institute juga menjelaskan bahwa program ToT ini sangat penting untuk memenuhi kebutuhan industri. Pasalnya, industri kuliner Indonesia membutuhkan tenaga kerja terampil dengan kemampuan memasak Perancis. Oleh karena itu, guru memerlukan keterampilan interdisipliner agar dapat mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa.

“Kepada para peserta, saya mendorong mereka untuk memanfaatkan kesempatan ini. Anda adalah duta baru pendidikan kuliner di bidang ini,” kata Robert.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours