Modelling Budidaya Jadikan Lobster Komoditas Penting Perikanan Indonesia

Estimated read time 3 min read

dlbrw.com, JAKARTA – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono membuka model budidaya lobster di Batam. Pemodelan ini menunjukkan keseriusan dalam menjadikan lobster sebagai salah satu komoditas penting perikanan Indonesia.

“Sektor kelautan dan perikanan kita memiliki potensi yang sangat besar, terutama produk lobster. “Oleh karena itu, penting untuk terus mengembangkan pengelolaan budidaya lobster secara komprehensif, mulai dari pengelolaan benih lobster murni (BBL) hingga produksi lobster ukuran dimakan, dengan tetap menjaga kelestarian sumber daya alam,” kata Menteri Trenggono dalam bukunya. keterangan surat kabar, Jumat (11/10/2024).

Menteri Trenggono juga menyampaikan bahwa pengembangan pemodelan ini merupakan salah satu strategi pemerintah untuk memperkuat peran Indonesia dalam pengelolaan lobster. Beberapa hal yang menjadi kelemahan dalam budidaya lobster akan diperbaiki dengan pemodelan ini.

“Saya mengetahui bahwa negara-negara penghasil lobster seperti Vietnam sudah membentuk ekosistem industri. Kelemahannya hanya pada masalah benih lobster, dan sebagian besar sumber benih berasal dari Indonesia. “Tidak kurang dari 500 juta benih hilang setiap tahunnya. Triliunan rupiah kekayaan bangsa ini hilang ke negara lain tanpa kita mendapatkan satupun perak,” kata Trenggono.

Menteri Trenggono juga menjelaskan bahwa pengembangan pemodelan ini merupakan kelanjutan dari implementasi Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 7 Tahun 2024 tentang Pengelolaan Lobster (Panulirus spp.), Kepiting (Scylla spp..). ) dan kepiting (Portunus spp.).

“Kami berharap model cara dan teknologi bertani ini dapat direplikasi di berbagai wilayah Indonesia. Saya optimis akan terjadi peningkatan penyerapan tenaga kerja dan Indonesia dapat menjadi produsen besar dunia dengan memanfaatkan potensi BBL secara maksimal. negara. “Pada akhirnya untuk pertumbuhan ekonomi daerah, juga untuk peningkatan pajak dan PNBP,” jelas Trenggono.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Tb Haeru Rahayu menjelaskan, pemilihan lokasi model budidaya lobster di Batam bukanlah suatu kebetulan. Tebe mengatakan Batam merupakan daerah sumber pangan yang sangat cocok untuk budidaya lobster. Katanya, inilah kunci keberhasilan proses pemuliaan.

“Batam dipilih sebagai lokasi percontohan budidaya lobster, karena Kepri dinilai siap pangan lobster,” jelas CEO Theba tersebut.

Pengembangan model budidaya lobster di Batam, Teba, dilanjutkan juga dalam rangka pembangunan kawasan percontohan budidaya lobster yang terintegrasi antara hulu (nursery) dan on farm (KJA/keramba penyuluhan, kawasan budidaya kerang). ) dan hilir (freezer dan unit pengolahan lobster).

Harapan dibangunnya kawasan percontohan budidaya lobster adalah untuk meningkatkan produktivitas, memperluas teknologi budidaya lobster, meningkatkan jumlah ekspor lobster, meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan kesejahteraan petani, serta pertumbuhan ekonomi daerah, serta meningkatkan pajak dan PNBP. “ucap Tebe.

Kebijakan pengembangan model ini mendapat dukungan dari berbagai pihak. Penasihat budidaya lobster Efendy Wong mengatakan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan mengenai pengelolaan lobster berkelanjutan sudah tepat. Mengingat besarnya potensi yang dimiliki Indonesia, sebanyak 100% benih lobster murni (BBL) yang digunakan negara produsen lobster berasal dari Indonesia.

“Sekitar 600 juta benih lobster diekspor ke Vietnam. Padahal, hal inilah yang bisa menjadikan Indonesia memiliki potensi besar untuk pengembangan budidaya lobster dalam negeri, kata Effendy Wong.

Efendy Wong optimistis Indonesia juga mempunyai potensi yang sama untuk menghasilkan pangan yang dibutuhkan budidaya lobster. “Melihat potensi yang dimiliki Indonesia, Indonesia akan sukses dalam budidaya lobster,” tegas Effendy Wong.

 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours