Miris, Sentimen Anti Imigran Eropa Masih Tinggi Padahal Berkontribusi Positif pada Ekonomi

Estimated read time 3 min read

dlbrw.com, JAKARTA – Merebaknya kerusuhan anti-imigrasi dan anti-Islam di Inggris merupakan yang terburuk dalam 13 tahun terakhir. Sentimen sayap kanan kembali muncul ketika kebijakan pemerintah Eropa mulai “menerima” dampak positif dari imigrasi “penduduk asing” ke wilayah tersebut.

Islam bukanlah agama yang paling tersebar luas di Eropa. Namun, jumlah penganutnya diperkirakan akan terus meningkat seiring berjalannya waktu, dan beberapa dari mereka mencari suaka karena konflik di negara asal mereka.

Euronews mengutip laporan resmi bahwa hampir 3,5 juta orang akan berimigrasi ke Eropa sebagai pengungsi pada tahun 2022. Warga Suriah dan Afghanistan masih memegang rekor kelompok pencari suaka terbesar di UE.

Analis ekonomi Osama Rizv menulis: “Lonjakan migrasi baru-baru ini yang disebabkan oleh perang dan ketidakstabilan berarti bahwa mereka yang mencari perlindungan sebagai imigran, pengungsi atau pencari suaka menghadapi lebih dari satu krisis sosio-ekonomi yang mempengaruhi Eropa dan negara-negaranya. Berita Eropa Senin (8 Mei 2024).

Menurut Badan Suaka Eropa, sekitar 100.000 permohonan akan diajukan pada tahun 2023. Statistik dari Organisasi Internasional untuk Migrasi juga menunjukkan bahwa 213.896 migran tiba di Eropa pada tahun 2022.

“Migran dari beberapa negara Afrika, termasuk Aljazair dan Libya, juga dilaporkan mencari suaka di Eropa,” ujarnya.

Dengan masuknya imigran dalam jumlah besar setiap tahunnya, banyak negara Eropa yang mengevaluasi kembali kebijakan imigrasi mereka untuk mempertimbangkan tekanan politik dan potensi konflik dengan warga negaranya sendiri. Namun tidak bisa dipungkiri produksi di daerah anggaran mengalami peningkatan.

“Sebagian besar negara Eropa memandang imigran sebagai orang yang dapat meningkatkan stabilitas ekonomi jangka panjang negaranya,” tulisnya.

Setiap negara Eropa juga memiliki pendekatan berbeda terhadap imigrasi massal. Pada tahun 2022, jumlah imigran mencapai rekor tertinggi yaitu 745.000, setelah itu pemerintah Inggris mengumumkan rencana untuk mengurangi jumlah imigrasi.

Prancis baru-baru ini terlibat dalam perdebatan sengit mengenai rancangan undang-undang yang bertujuan memperketat aturan imigrasi. Jerman juga berupaya mengubah kebijakan imigrasinya setelah menerima jumlah permohonan suaka tertinggi pada tahun 2023, meskipun terdapat kemajuan dalam imigrasi tenaga kerja.

Osama mengatakan sebagian besar pengungsi mencari perlindungan sebagai imigran, pengungsi atau pencari suaka, yang berdampak berbeda pada lanskap sosio-ekonomi negara-negara Eropa. Bahkan ada yang mengatakan bahwa imigrasi merupakan beban keuangan publik karena mereka tidak mampu secara finansial menerima pendatang baru tersebut.

“Biaya sosial yang tinggi dan rendahnya pengangguran akan mempunyai konsekuensi jangka pendek terhadap beban pajak,” katanya.

Namun, beberapa pihak berpendapat bahwa imigran dapat berkontribusi secara konstruktif terhadap kepentingan fiskal dengan memasuki pasar tenaga kerja dan berkontribusi terhadap keuangan publik nasional, sehingga membangun struktur permodalan yang sesuai untuk meningkatkan pasokan tenaga kerja karya seni. Melibatkan imigran di sektor-sektor seperti layanan kesehatan, konstruksi, pertanian, dan logistik juga dapat memberikan manfaat dalam mengurangi tekanan dan tekanan keuangan.

“Imigrasi berpotensi memberikan kontribusi terhadap keuangan publik dalam bentuk pajak dan imbalan atas manfaat yang diterimanya,” tulisnya.

Mengutip Independent, insiden Islamofobia di Inggris meningkat dua kali lipat dalam dekade terakhir, menurut laporan tahun 2023, didorong oleh meningkatnya aktivitas sayap kanan, serangan anti-Muslim global, retorika politik, dan olahraga referendum Brexit. Hal itu juga dirasakan sendiri oleh seorang sopir taksi bernama Zaf Iqbal.​

“Menakutkan. Sangat menakutkan karena massa menyerang gedung yang merupakan tempat ibadah,” serunya dalam wawancara dengan The Independent pada Senin, 8 Mei 2024.

Padahal, ia telah hidup sebagai warga negara Inggris selama bertahun-tahun dan kehidupan ekonominya sangat bergantung pada negara yang dipimpin oleh Raja Charles.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours