Merek Jerman Keok? VW, Mercedes, BMW Terancam Bangkrut?

Estimated read time 3 min read

Jerman – Industri mobil Jerman berada di persimpangan jalan. Mereka harus beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan teknologi dan pasar untuk mempertahankan posisi mereka sebagai pemimpin dalam industri otomotif global.

Sudah lama dikenal sebagai rumah bagi mobil bermesin pembakaran internal (ICE), Jerman kini menghadapi tantangan besar untuk tetap relevan di era elektrifikasi.

Beberapa produsen mobil besar Jerman, termasuk Volkswagen, Mercedes-Benz Group dan BMW, telah mengeluarkan peringatan keuntungan dalam beberapa pekan terakhir. Mereka menyebutkan melemahnya perekonomian dan lesunya permintaan di Tiongkok, pasar otomotif terbesar di dunia, sebagai faktor penyebabnya.

Tantangan berlapis bagi industri mobil Jerman Selain resesi ekonomi global, industri mobil Jerman juga menghadapi sejumlah tantangan lainnya. Berikut beberapa di antaranya:

1. PHK massal dan penutupan pabrik di Volkswagen: Raksasa otomotif asal Jerman ini akan menjalani PHK massal dan menutup beberapa pabrik di Jerman.

2. Berakhirnya subsidi mobil listrik di Jerman: Pemerintah Jerman mengakhiri program subsidi mobil listrik pada akhir tahun lalu.

3. Kegagalan Jerman untuk memblokir tarif UE terhadap kendaraan listrik Tiongkok: Jerman gagal meyakinkan negara anggota UE lainnya untuk menolak tarif kendaraan listrik (EV) yang diimpor dari Tiongkok.

4. Persaingan ketat dari produsen mobil Tiongkok: Produsen mobil Tiongkok menjadi semakin kompetitif baik di dalam negeri maupun global, menawarkan kendaraan listrik dengan harga yang lebih terjangkau.

Apakah label “Made in Germany” mulai memudar?

Situasi ini menimbulkan kekhawatiran bahwa label “Made in Germany” yang identik dengan kualitas tinggi, mulai kehilangan daya tariknya di era mobil listrik.

“Saya pikir kualitas Jerman masih diakui secara umum, tapi itu tidak cukup karena dunia otomotif berubah dengan cepat,” kata Rico Lumann, ekonom senior di ING, kepada CNBC.

Luhmann menambahkan: “Pertanyaannya adalah apakah produsen mobil Jerman telah mampu menyesuaikan portofolio produk mereka, mengubah organisasi mereka dan meningkatkan produktivitas dengan cukup cepat untuk mempertahankan posisi dan relevansi yang mereka miliki selama beberapa dekade?”.

Peran pemerintah Jerman Pemerintah Jerman, yang dipimpin oleh Kanselir Olaf Scholz, mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan cara untuk mendukung Volkswagen selama periode penghematan biaya tanpa menutup pabrik di Jerman.

Menteri Perekonomian Robert Habeck mengatakan Volkswagen adalah “pentingnya” bagi negaranya.

Optimisme ACEASigrid de Vries, direktur jenderal Asosiasi Produsen Mobil Eropa (ACEA), menyatakan optimismenya terhadap kemampuan industri otomotif Jerman beradaptasi dengan era elektrifikasi.

“Mereka memiliki teknologi dan produk yang sangat bagus dan menarik untuk ditawarkan, dan mereka tidak meremehkan nama dan ketenaran loyalitas merek,” kata De Vries.

Banyak produsen mobil telah meluncurkan kendaraan listrik berbiaya rendah untuk meningkatkan permintaan dan mendapatkan kembali pangsa pasar yang kini dipegang oleh merek Tiongkok. BMW, misalnya, menghadirkan dua model mini listrik murah di Paris Motor Show.

Julia Poliskanova dari Transport and Environment mengatakan memperlambat elektrifikasi bukanlah jawaban terhadap tantangan yang dihadapi industri mobil Jerman.

“Industri Jerman dan beberapa produsen mobil seperti Volkswagen mempunyai masalah serius secara global. Yang menurut saya bukan masalah peraturan Eropa dan elektrifikasi. Jauh lebih besar dari itu,” kata Poliskanova.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours