Karya Busana Desainer Muda SMKN 1 Pringapus Semarang Pukau JMFW 2025

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Siswa SMK Negeri 1 Pringapus, Kabupaten Semarang, berhasil menarik perhatian di ajang bergengsi Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2025 dengan koleksi busana canggih berwawasan berkelanjutan. Pada acara tersebut, mereka menampilkan enam penampilan bertema ‘Bond’ yang eye-catching dengan sentuhan tema film yang terinspirasi dari lingkungan sekitar sekolah.

Baca Juga: Sekolah Karir Couture Karya 11 dan ISI Yogya Tampil Spektakuler di JMFW 2025

Proyek ini bukan sekedar kerajinan sederhana, melainkan buah kreativitas dan kerja keras enam siswa kelas XI Program Keterampilan Desain Busana. Mereka adalah Keyren Laura Avanti, Bening Anugrah, Rizka Saputri, Giyatri, Vita Yunisarah, dan Nadia Syifa ‘Ul Lisfa. Menggunakan bahan utama denim ramah lingkungan, koleksi ini tampil ceria dan tidak biasa, sejalan dengan “Sustainable Fashion” yang sedang populer saat ini.

Yang lebih menggembirakan, dua tokoh penting Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Sekjen Suharti dan Irjen Chatarina Muliana Girsang, juga berjalan dengan kostum rancangan siswa SMKN 1 Pringapus. Momen ini menandai prestasi luar biasa sebuah SMK kecil asal Semarang yang berhasil melejit di pentas fesyen nasional.

Baca juga: Rayakan JMFW 2024, SMK NU Banat Kudus mengusung konsep fesyen berkelanjutan

“Saya tidak menyangka akan hadir di JMFW 2025, apalagi melihat koleksi kami dipakai oleh pejabat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Ini sungguh suatu kehormatan,” kata Keyren, salah satu desainer muda yang ikut serta mengutip situs Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Rabu (16/10/2024).

Proses pemilihan koleksi ini tidaklah mudah. Tim SMKN 1 Pringapus harus melalui serangkaian tahapan pengujian yang ketat hingga akhirnya berhasil mengubah desain jaring laba-laba menjadi pakaian siap pakai. Keyren mengungkapkan bahwa mereka terinspirasi dari seekor laba-laba yang terlihat di sudut kantin sekolah. Kemudian mereka memadukannya dengan bahan-bahan seperti denim, linen, dan gaya water solven untuk memberikan tampilan yang unik dan modern.

Tak hanya sukses di level JMFW, pengalaman tersebut memberikan pembelajaran penting bagi para mahasiswanya. “Banyak teknik baru yang kami pelajari, seperti kain yang larut dalam air, tenun sakiko, teknik macrame, dan teknik unfinish yang membuat pakaian terlihat kasar,” tambah Keyren.

Keberhasilan kelompok ini tidak lepas dari peran Analia Susanti, guru penanggung jawabnya, serta dukungan mitra usaha seperti ZOE ZOE karya Sudarna Swarsa yang membantu memberikan materi dan nasehat kreatif. “Kemitraan ini membuka pemahaman mahasiswa mengenai dunia fesyen profesional dan menyelaraskan visi kreatif mereka dengan praktik bisnis,” kata Analia.

Direktur Koordinasi dan Kerjasama Negara Industri dan Dunia Usaha (Mitras DUDI), Dirjen Pendidikan Vokasi Adi Nuryanto mengatakan, proses seleksi tahun ini lebih sulit.

“Sudah lebih dari 400 orang yang mendaftar untuk berpameran di panggung JMFW. “Awalnya kita saring sebanyak 50, kemudian dari hasil pengelola kita pilih dua belas satuan pendidikan vokasi,” kata Adi.

12 satuan pendidikan vokasi tersebut adalah SMKN 1 Salatiga, SMKN 3 Cimahi, SMKN 4 Banjarmasin, SMKN 3 Manokwari, SMKN 2 Temanggung, SMKN 1 Bintan Timur, SMKN 1 Pringapus, MKNS 1 Pringapus, MKNS 1 MK⁠NMKN, SMKN, MKN, SMKN 1 Pelai, SMKN 6 Padang, dan ISI

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours