Menhub: Perkembangan Transportasi Indonesia Sangat Signifikan

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com, JAKARTA – Menteri Perhubungan Budi Karja Sumadi mengklaim Indonesia mengalami perkembangan yang sangat signifikan di bidang perkeretaapian dengan beroperasinya kereta cepat Jakarta-Bandung atau Hush. Untuk kereta api perkotaan, lanjut Bodi, Indonesia sedang berupaya memperluas jaringan MRT dengan pembangunan yang sedang berlangsung, penambahan LRT Jabodebek, dan yang terbaru adalah angkutan kereta api otonom di ibu kota negara nusantara berikutnya.

“Jalur-jalur ini akan melengkapi jaringan kereta api perkotaan Jakarta yang sudah ada dan diharapkan menjadi solusi tepat bagi mobilitas masyarakat,” kata Bodi saat membuka Konferensi Eksekutif Kereta Api ASEAN ke-44 di Bandung, Jawa Barat, Selasa (9/3/2024). .

Bodi berharap kegiatan ini dapat berkontribusi terhadap perkembangan sektor transportasi di Asia Tenggara khususnya perkeretaapian. Bodi mengaku senang bisa berbagi pandangannya mengenai perkembangan sektor perkeretaapian Indonesia.

“Saya sangat yakin bahwa perkembangan sektor perkeretaapian kita masih berada pada jalur yang tepat menuju masa depan yang gemilang.” Oleh karena itu, momentum peluang yang ada saat ini harus kita manfaatkan untuk mendorong kerja sama dan mempererat hubungan untuk memajukannya,” kata Bodi. 

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan konferensi ARCEOs ke-44 ini bertujuan untuk mempererat hubungan dan kerja sama antara operator kereta api dan pelaku industri di Asia Tenggara. 

Didik mengatakan acara yang bertajuk Driving Sustainability with Digital Innovation ini selaras dengan tantangan global, antara lain kebutuhan mendesak untuk mengatasi perubahan iklim, meningkatkan efisiensi operasional, dan memenuhi kebutuhan transportasi berkelanjutan. 

“Selanjutnya, perkembangan teknologi dan perubahan permintaan pelanggan berperan penting dalam membentuk fokus kami,” kata Didik.

Didik mengatakan Konferensi Perubahan Iklim (COP28) tahun 2023 menjadi titik balik bagi Asia Tenggara, dimana hampir seluruh negara di Asia Tenggara berkomitmen untuk mencapai net zero emisi yang mencakup 91 persen keluaran karbon di kawasan tersebut. Didik menilai hal ini menjadi urgen bagi sektor perkeretaapian untuk menyelaraskan aktivitasnya dengan tujuan tersebut.

“Dengan inovasi digital, kita dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi jejak karbon, dan berkontribusi pada transisi menuju ekonomi rendah karbon,” kata Didik. 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours