IBC-CATL bentuk JV sel baterai perkuat posisi Indonesia di global

Estimated read time 3 min read

Jakarta dlbrw.com – PT Industri Battery Indonesia (Battery Industries Corporation / IBC) menggandeng CBL International Development, unit bisnis CATL, membentuk perusahaan patungan (JV) guna memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain baterai global. industri.

Inisiatif ini bertujuan untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain kunci di pasar baterai global, kata Presiden Direktur IBC Toto Nugroho dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

PT Industri Battery Indonesia atau Industry Battery Corporation (IBC) bermitra dengan CBL International Development Pte Ltd, unit bisnis Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) dalam mendirikan perusahaan patungan (JV).

IBC, sebagai perusahaan induk investasi, adalah CBL International Development Pte Ltd, unit bisnis CATL di bidang material energi baru. menandatangani perjanjian sementara pendirian perusahaan patungan (JV) dan perusahaan manufaktur baterai (JV). sebuah perusahaan baterai otomotif (EV) di seluruh dunia.

Penandatanganan perjanjian dilakukan di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia, Rabu (16/10). Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo memberikan kesaksian.

Menurut Toto, kerja sama ini merupakan upaya strategis IBC untuk mengembangkan program nikel dan industri baterai terintegrasi, serta pengembangan rantai pasok baterai kendaraan listrik dari hulu hingga hilir.

Dalam kerja sama ini, IBC yang merupakan perusahaan patungan PT Antam Tbk, PT Indonesia Asahan Aluminium, PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) akan berpartisipasi dalam value chain di segmen hilir, termasuk produksi material baterai. pembuatan sel baterai dan daur ulang baterai.

“Hari ini kami umumkan bahwa JV 5, proyek pembuatan sel baterai kami, telah memasuki tahap awal dan berlokasi di Karawang, Jawa Barat,” kata Toto.

Menurutnya, hasil upaya bersama, IBC dan PPN berupaya mengembangkan proyek ini secara bertahap dengan total investasi 1,18 miliar dolar AS dan mencapai total kapasitas produksi 15 GWh per tahun.

“Kapasitas ini cukup untuk memenuhi kebutuhan domestik dan global,” kata Toto.

Gordon Ahn, General Manager Operasi Manufaktur Bisnis Internasional CATL, mengatakan proyek pabrik baterai merupakan bagian penting dalam membangun rantai dan ekosistem industri baterai otomotif dan listrik di Indonesia.

“CATL berkomitmen untuk secara aktif memanfaatkan keunggulannya dalam inovasi teknologi dan manufaktur serta berharap dapat bekerja sama dengan mitra kami di Indonesia untuk mendukung pengembangan upaya elektrifikasi di Indonesia,” kata Gordon.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan IBC dapat menjadi pemain besar yang dapat menawarkan investor dan mitra pasar/industri baterai yang lebih berkembang dibandingkan pemain global di industri baterai lainnya.

“Kita harus cepat, tangkas, dan fleksibel dalam melaksanakan proyek ini. “Kita perlu mengikuti perubahan teknologi yang terjadi di sektor EV agar bisa kompetitif,” kata Kartika.

Ia berharap dengan kerja sama tersebut, Indonesia mampu memproduksi sel baterai pada tahun 2027.

Melihat potensi cadangan nikel Indonesia, lanjut Karthika, proyek Dragon diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasokan baterai kendaraan listrik global.

Selain itu, proyek ini diharapkan dapat memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi Indonesia, seperti penciptaan lapangan kerja, menarik investasi asing, dan meningkatkan kapasitas industri energi terbarukan.

Proyek ini tentunya akan mendukung komitmen Indonesia untuk mencapai tujuan nol emisi pada tahun 2060.

“Melalui kolaborasi multipihak yang melibatkan pemerintah, BUMN, dan mitra internasional, Indonesia bergerak menuju masa depan yang mandiri dalam energi berkelanjutan,” kata Kartika.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours