Zelensky Sebut NATO Belum Siap untuk Tembak Jatuh Rudal Rusia

Estimated read time 2 min read

Kyiv – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Amerika Serikat (AS) dan sekutu NATO telah menunda pengiriman senjata ke Kyiv dan belum siap bertindak sebagai pertahanan udara bagi Ukraina.

Pada hari Kamis, Zelensky bertemu dengan sekretaris jenderal NATO yang baru, Mark Rutte, yang bergegas ke Kiev hanya dua hari setelah menduduki jabatan puncak di organisasi militer pimpinan AS tersebut.

“Kami akan terus meyakinkan mitra kami mengenai perlunya menembak jatuh rudal dan drone Rusia,” kata Zelensky kepada wartawan. “Mereka belum siap,” tambahnya.

Kiev menuntut perluasan pertahanan udara NATO ke wilayah Ukraina, dengan alasan bahwa sistem rudal yang disumbangkan oleh Barat tidak akan mampu melawan serangan Rusia yang akan datang.

Ukraina menandatangani perjanjian keamanan dengan Polandia untuk melawan rudal Rusia, namun Warsawa mundur, dengan alasan perlunya pembicaraan dengan NATO.

Dalam jumpa pers bersama Ruta, Zelensky menegaskan Ukraina membutuhkan kuantitas dan kualitas senjata yang cukup untuk menghadapi medan perang.

Ia dikutip Russia Today, Jumat (4/10/2024) mengatakan: “Termasuk senjata jarak jauh, pasokannya menurut saya telah tertunda oleh mitra kami.”

Rutte mengatakan dia memilih Kyiv sebagai kunjungan pertamanya. “Untuk memperjelas kepada Anda, kepada rakyat Ukraina dan kepada semua orang yang menyaksikan, bahwa NATO mendukung Ukraina,” katanya.

Mantan Perdana Menteri Belanda itu mengatakan kepada Zelensky bahwa penting dan merupakan suatu kehormatan untuk mendukung Kyiv dan bekerja demi kemenangan Ukraina.

“Suatu hari nanti Ukraina akan menjadi anggota penuh NATO,” katanya. Dia menambahkan: “Rusia tidak punya hak untuk memilih dan tidak punya hak untuk memveto.”

Rutte menepis pertanyaan mengenai pertahanan udara dan larangan Ukraina menggunakan senjata jarak jauh Barat, dan mengatakan bahwa hal itu merupakan keputusan masing-masing anggota UE, bukan NATO.

“Menembak jatuh drone atau rudal yang melanggar wilayah sekutu tentu saja merupakan keputusan nasional,” kata Rutte.

“Tetapi karena hal ini juga berdampak pada NATO, negara-negara anggota akan terus berkonsultasi secara erat seiring perkembangan situasi.”

Mengenai pembatasan penggunaan senjata yang dikirim ke Ukraina, Rutte mengatakan: “Setiap sekutu harus memutuskan.”

Meskipun NATO berencana untuk membahas masalah ini pada pertemuan tanggal 12 Oktober, “SHA mengatakan tidak.”

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bulan lalu bahwa ini bukan tentang membiarkan Ukraina melakukan ini atau itu, namun senjata jarak jauh tidak dapat digunakan tanpa intervensi militer langsung dari Barat.

“Artinya negara-negara NATO, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa akan ikut berperang melawan Rusia,” kata Putin saat itu.

“Ini mengubah sifat konflik di Ukraina dan mengharuskan Rusia mengambil keputusan yang tepat,” kata Putin.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours