Masalah Gizi di Indonesia Dinilai Sama ‘Besar’ dengan Penyakit Kronis Lainnya

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com, BANTUL – Di Indonesia, gizi tidak hanya menjadi isu kesehatan perorangan, namun juga menjadi isu penting bagi pembangunan nasional. Mulai dari kekurangan gizi hingga malnutrisi, permasalahan pangan masih merupakan permasalahan yang serius dan kompleks. Kondisi tersebut mempunyai dampak yang signifikan terhadap taraf hidup masyarakat, produktivitas dan pembangunan nasional.

Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan RI, mengatakan gizi merupakan salah satu masalah atau penyakit utama di Indonesia bersama dengan penyakit lainnya. “Salah satu permasalahan atau penyakit terbesar di Indonesia adalah gizi buruk, stroke, jantung, dan kanker,” kata Menkes usai peluncuran sinergi Program Desa Pangan Aman dan Program Makanan Tambahan. Makanan lokal di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (14 Oktober 2024).

Menurutnya, membicarakan gizi bisa jadi berlebihan atau kurang. Gizi buruk biasanya dialami oleh orang tua melalui lambungnya, sedangkan gizi buruk dialami oleh bayi (bayi di bawah 5 tahun) dan ibunya.

Menkes : “Kekurangan atau kelebihan zat gizi bukan terletak pada kuantitasnya, namun keragamannya.

Budi mengatakan, jumlah gizi yang tepat pada anak, bayi, dan ibu hamil berbeda dengan jumlah gizi yang tepat pada orang dewasa. Karena masing-masing punya kriterianya masing-masing. Oleh karena itu, kita perlu menciptakan produsen pangan yang mengetahui cara memproduksi pangan bergizi dalam jumlah dan variasi yang tepat untuk kelompok umur tertentu, ujarnya.

Oleh karena itu, Menkes mengucapkan terima kasih kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM) yang telah melaksanakan rencana sinergis tersebut dan menjadikan Pangungharjo sebagai kampung pangan yang aman serta menciptakan produksi pangan. “Sebagai tenaga profesional, kami akan membantu anak-anak dan ibu hamil untuk belajar tentang pola makan yang bersih, porsi yang tepat dan bervariasi melalui BPOM agar mereka tidak sakit atau menderita gizi buruk,” ujarnya.

Padahal, Menkes menyebut pola makan berlebihan yang dilakukan orang tua, khususnya laki-laki, tidak akan terpengaruh. “Jika orang tua terlalu banyak, maka jumlah anak akan terlalu sedikit, jadi saya akan memberikan rumus mudahnya. Jadi ibu-ibu sekalian, kurangi jatah makan suamimu dan pindahkan ke jatah makan anak-anakmu,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours