Jakpus cegah tawuran dengan membangun semangat kebersamaan di sekolah

Estimated read time 2 min read

Jakarta dlbrw.com – Suku Dinas Pendidikan Pusat (Sudin) Jakarta mencegah konflik antar siswa dengan menciptakan semangat persatuan di sekolah dengan guru.

“Jadi di sekolah kita ajari para guru untuk menciptakan rasa persatuan, hubungan baik antar sesama, jika semuanya tercipta saya yakin mereka akan terhindar dari gesekan atau konflik karena mereka akan mendapat bagian dari sekolah. kata kepala. Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Bambang Eko Prabowo saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Bambang menjelaskan, sekolah harus mampu menciptakan lingkungan yang baik dengan menjaga kebersihan, keasrian, penghijauan dan keasrian. Oleh karena itu, siswa lebih bahagia di sekolah dibandingkan saat bekerja di luar.

Kemudian mengurus pemeliharaan sekolah, memperbaiki sarana dan prasarana sekolah, serta membangun keamanan sekolah.

“Kemudian tanamkan minat di dalam kelas, semangat persatuan, sehingga dengan menciptakannya, seperti masuk ke dalam kelas, anak-anak membuat keributan bersama-sama, kemudian mereka bersuara bersama-sama, sehingga mereka lebih tahu,” kata Bambang.

Selain itu, di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dan General Manager Pelayanan Pendidikan DKI Jakarta Budi Awaludin, setiap pagi anak-anak diberi kesempatan belajar cerita tentang kehidupan sehari-hari (storytelling).

Melalui cerita tersebut, kata Bambang, guru kelas dapat menggali dan mengidentifikasi di mana anak memiliki waktu luang dan rasa bosan di luar sekolah.

“Dari cerita itu kami mulai menggali dan menjadi dokumen kami untuk menganalisa kali ini mungkin ada sesuatu atau mereka akan merasa tidak nyaman. Ini penyelidikan pertama pekerjaan rumah pelatih untuk melakukan lebih banyak pelajaran,” kata Bambang.

Lebih lanjut, Bambang menjelaskan, saat mendapat kabar adanya konflik, Dinas Pendidikan bersama kepala sekolah dan Pusat Pendidikan Tenaga Kerja Personal dan Kejuruan (P4OP) Dinas Pendidikan DKI Jakarta langsung turun ke lokasi untuk memastikan. Di mana. sekolah siswa tersebut.

Jika terbukti benar, jelas Bambang, pihaknya melakukan penelusuran internal ke pihak P4OP untuk mengecek apakah siswa tersebut merupakan penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus atau bukan.

“Kalau memang mereka yang menerima KJP, akan direformasi sesuai arahan pimpinan.” Tahun ini tidak ada yang mencabut KJP, tahun ini tidak sejauh itu. Perdebatannya kadang di Jakarta Pusat, tapi kalau diperiksa orang di luar Jakarta Pusat,” kata Bambang.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours