Sering Cepat Ngantuk saat Beraktivitas? Awas Itu Gejala Diabetes!

Estimated read time 4 min read

JAKARTA – Pernahkah Anda merasa mengantuk saat jam sibuk, padahal seharusnya tubuh penuh energi saat bekerja? Jika jawabannya iya, Anda perlu waspada.

Pasalnya, hal tersebut bisa menjadi tanda penyakit diabetes. Hal ini diceritakan oleh dokter dokter umum. Evi Liliek Vulandari.

Dr Evie mengatakan, selain rasa haus dan sering buang air kecil, salah satu gejala umum yang sering diabaikan oleh penderita diabetes adalah selalu merasa ringan.

Gejala klasik diabetes antara lain sering buang air kecil, sering haus sehingga membuat banyak minum, sering lapar sehingga membuat banyak makan, dan juga terjadi penurunan berat badan, jelas dokter. Evie, dilansir laman Universitas Sebelas Maret (UNS), Minggu (8/11/2024).

Selain itu, diabetes ternyata juga bisa dikenali dari gejala nonklasiknya, seperti cepat mengantuk, kurang semangat, dan pandangan kabur.

“Iya, kacamatanya sering berubah ukuran, dan kaki sering kesemutan, menebal, atau mungkin sakit. “Jika terjadi cedera, sulit untuk disembuhkan,” jelas dokter. Evie.

Ia mengatakan, gejala diabetes bisa berbeda-beda tergantung jenis kelamin. Pada pria, gejala diabetes disebabkan oleh berkurangnya aktivitas seksual, sedangkan pada wanita adalah keputihan yang berulang atau sulit disembuhkan.

Setelah mengenal gejala diabetes klasik dan non klasik, kita akan membahas penyakit gula darah ini, mulai dari pengertian, faktor dan cara pencegahannya.

Perlu diketahui, diabetes masih menduduki puncak daftar penyakit paling mematikan di dunia. Lihat saja data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2020 yang menyebutkan diabetes masuk dalam daftar penyakit penyebab sepuluh kematian pertama.

Diabetes merupakan penyakit paling mematikan ke-9 di dunia, antara lain penyakit jantung, stroke, penyakit paru obstruktif kronik, penyakit Alzheimer, kanker paru-paru, dan penyakit saluran pernafasan bagian bawah.

Dr Evie menjelaskan, diabetes merupakan sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin atau gangguan kerja insulin.

Dijelaskannya, diabetes terbagi menjadi beberapa jenis seperti diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, diabetes gestasional, diabetes LADA, dan diabetes MODY.

Pada diabetes tipe 1, penyebabnya adalah kerusakan sel beta pankreas, yang menyebabkan kekurangan atau kekurangan insulin.

Sedangkan diabetes tipe 2 disebabkan oleh gangguan kerja insulin yang disertai dengan gangguan sekresi insulin oleh tubuh.

“Diabetes merupakan penyakit yang bisa diturunkan. Namun, tidak semua orang yang memiliki riwayat keluarga diabetes akan mengidapnya. “Namun, orang tersebut memiliki faktor risiko tinggi terkena diabetes,” kata dokter. Evie.

Dalam hal ini, risiko terkena diabetes meningkat pada seseorang yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, sering mengonsumsi makanan tidak sehat, berkalori tinggi, sering minum alkohol, enggan beraktivitas, dan tidak berolahraga.

Dr Evie mengatakan, jika seseorang memiliki pola makan yang tidak sehat, apalagi jika diabetes merupakan faktor keturunan, sebaiknya segera melakukan pemeriksaan dan pemeriksaan gula darah.

“Gejala diabetes bisa dilihat dari peningkatan gula darah puasa. “Jika nilai gula darah puasa lebih dari 126 mg/dL, peningkatan gula darah segera atau 2 jam setelah makan lebih dari 200 mg/dL, dan HbA1c lebih dari 6,5 dari 100,” jelas dokter . Evie.

Bagi yang belum tahu, HbA1c adalah rata-rata kadar glukosa darah selama dua hingga tiga bulan terakhir. Jika seseorang menderita diabetes, kadar HbA1c yang ideal adalah 48 mmol/mol (6,5 persen) atau lebih rendah.

Jika seseorang berisiko terkena diabetes tipe 2, target HbA1c harus di bawah 42 mmol/mol (6 persen).

Dr Evie juga mengatakan, siapa pun bisa mengalami diabetes di usia muda.

“Gejala diabetes pada orang muda dan tua tidak berbeda jauh. Hampir bisa dikatakan ada keberatan klasik dan non klasik. “Untuk terhindar dari diabetes, Anda perlu mengupayakan pola hidup sehat,” ujarnya.

Pola hidup sehat yang Dr. Evie ingin menghindari makanan tinggi gula, lemak, dan garam. Ia menyarankan masyarakat untuk mengonsumsi makanan yang lebih sehat.

Sebaliknya, olahraga yang teratur harus dibarengi dengan pola makan yang sehat, tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol, tidak begadang, terlalu banyak bekerja, termasuk menurunkan berat badan, agar Anda dapat kembali ke bentuk fisik yang diinginkan.

“Jika seseorang memiliki faktor risiko tinggi terkena diabetes, disarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin ke dokter agar dapat dilakukan screening atau pemeriksaan diabetes sejak dini. “Skrining diabetes dianjurkan dilakukan secara rutin, minimal setahun sekali,” pungkas dokter. Evie.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours