Profil Hamzah Haz, Meninggal di Usia 84 Tahun

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Profil Wakil Presiden RI ke-9 Hamzah Haz diulas dalam artikel ini. Pria yang juga Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu meninggal dunia sekitar pukul 09.30 WIB di Klinik Tegalan.

“Innalillahi wainna ilaihi roji’uuun. dr. KH. Hamzah Haz pukul 09.30 di klinik Tegalan,” kata politikus PPP Achmad Baidowi atau akrab disapa Awiek kepada SINDOnews, Rabu (24/07/2024).

Hamzah Haz meninggal pada usia 84 tahun. Hamzah Haz diketahui lahir di Ketapang, Kalimantan Barat pada 15 Februari 1940.

Hamzah Haz merupakan politikus PPP yang merupakan Wakil Presiden mendampingi Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri yang menjabat pada tahun 2001 hingga 2004.

Ia dan Megawati terpilih menjadi presiden dan wakil presiden menggantikan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang jabatannya kemudian dihapuskan oleh MPR. Kedua pasangan tersebut bertugas antara tahun 2001 dan 2004.

Berdasarkan laman resmi PPP, Hamzah Haz sebelum menjadi wakil presiden merupakan Ketua Umum PPP hasil penggabungan empat partai Islam era Orde Baru, yakni PSII, Parmusi, NU, dan PERTI.

Hamzah Haz lahir di Ketapang, Kalimantan Barat pada 15 Februari 1940. Politikus PPP ini dikaruniai 12 orang anak, 4 laki-laki dan 8 perempuan.

Bahkan saat remaja, minatnya terhadap organisasi sudah terlihat sejak SMA. Minat tersebut ia tekuni di setiap jenjang pendidikan yang ditempuhnya, terutama saat masih kuliah.

Hamzah Haz bersekolah di SMA di Pontianak, Kalimantan Barat. Kemudian mantan Wakil Presiden ke-9 ini melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (SMEA) dan lulus pada tahun 1961.

Ia kemudian melanjutkan studinya di Akademi Koperasi di kota Yogyakarta. Bergabung dengan keluarga mahasiswa Kalimantan Barat, Hamzah Haz semakin menunjukkan minat dan bakatnya di dunia organisasi.

Di sana, Hamzah Haz menjabat sebagai presiden organisasi tersebut antara tahun 1962 hingga 1965, sekaligus menyelesaikan masa studinya di Yogyakarta. Pada tahun yang sama, ia akhirnya kembali ke Pontianak.

Hamzah Haz kembali ke Pontianak untuk melanjutkan studi ekonomi bisnis di Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura. Pada periode tersebut, ia juga aktif di organisasi, khususnya sebagai Presiden PMII pada periode 1965-1971.

Tak hanya itu, ia juga aktif di organisasi Indonesia Kesatuan Aksi Mahasiswa (KAMI) di Konsulat Pontianak. Mantan Ketua Umum PPP anggota Golongan 66 ini kemudian dilantik menjadi anggota DPRD Kalimantan Barat dari Partai Nahdlatul Ulama.

Pada tahun 1971, partai NU bergabung dengan tiga partai Islam lainnya membentuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Hal ini menyusul kebijakan Presiden Soeharto yang menggabungkan partai politik pada masa Orde Baru.

Dari situlah karir politik Hamzah Haz terus menanjak hingga beberapa tahun berikutnya. Puncaknya saat terpilih menjadi Wakil Presiden mendampingi Megawati Soekarno Putri periode 2001-2004.

Saat itu, ia berhasil memperoleh suara lebih banyak dibandingkan Susilo Bambang Yudhoyono, Akbar Tandjung, dan Siswono Yudohusodo. Dengan begitu, dia menawarkan diri mendampingi Megawati sebagai wakil presiden.

Sebelum menjadi Wakil Presiden RI, Hamzah Haz merupakan anggota Kabinet Presiden BJ. Habibie sebagai Menteri Negara Penanaman Modal/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Namun, ia mendapat tekanan dari masyarakat yang menginginkan ketua partai tersebut tidak menerima jabatan menteri untuk mengundurkan diri. Ia kemudian terpilih menjadi Wakil Presiden DPR RI periode 1999-2004.

Saat itu, Presiden Abdurrahman Wahid kembali mengundangnya menjadi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan Republik Indonesia. Dia menerima posisi ini, tapi hanya bertahan sebulan.

Hal ini disebabkan oleh tekanan masyarakat dengan alasan yang sama seperti sebelumnya. Ia mengundurkan diri dan kembali fokus pada kemitraan publik-swasta hingga akhirnya terpilih sebagai wakil presiden.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours