Dosen UI: Judi Online Marak Akibat Literasi Keuangan Rendah

Estimated read time 4 min read

dlbrw.com, DEPOK – Program Studi Administrasi Keuangan dan Perbankan (PRODI), Program Pendidikan Vokasi, dosen Universitas Indonesia (UI) Vindanier Euritamanda Putri mengatakan, rendahnya literasi keuangan menjadi salah satu penyebab tumbuhnya internet. Permainan untung-untungan.

“Perjudian online sedang naik daun, karena iklan yang masif dan kemudahan masyarakat mengakses platform perjudian online. Meski tidak muncul langsung di halaman semua orang, iklan perjudian online tetap muncul di balik algoritma pengguna Internet,” ujarnya di Kampus UI Depok, Rabu (31/7/2024).

Drone Emprit (perusahaan media pengawasan berbasis kecerdasan buatan) mempublikasikan bahwa pada tahun ini Indonesia menduduki peringkat pertama dunia sebagai negara dengan penjudi online terbanyak, yaitu 201.122 orang.

“Misalnya, jika seseorang mencari informasi tentang perjudian online di mesin pencari, maka kemungkinan besar akan muncul iklan perjudian online di media sosialnya. Iklan tersebut bahkan tidak menyebutkan secara eksplisit perjudian online,” ujarnya.

Dengan tampilan dan animasi yang menarik, lanjutnya, iklan ini membuat masyarakat siap untuk masuk ke dalam aplikasi dan memainkannya tanpa menyadari bahwa permainan tersebut adalah perjudian.

Menurut Pasal 303 KUHP, perjudian merupakan permainan yang dilarang, katanya seraya menambahkan kemungkinan menang dari permainan tersebut hanya bergantung pada keberuntungan. 

“Pola kejadiannya hampir sama, dimana pada awalnya pemain selalu menang hingga keuntungannya berlipat ganda. Suatu saat para pemain menjadi kecanduan dan menghabiskan seluruh kekayaannya sebagai modal permainan” Hal ini pada akhirnya menimbulkan permasalahan keuangan di masyarakat dan masalah psikologis bagi para pemain,” kata Vindnier. .

Menurutnya, salah satu faktor awal yang mendorong seseorang bermain internet adalah faktor psikologis, seperti rasa ingin tahu. Para penjudi yang awalnya hanya penasaran menjadi ketagihan setelah mendapatkan keuntungan besar dan mulai menambah modal judinya. Faktor lainnya adalah perekonomian.

Para penjudi online biasanya berasal dari masyarakat ekonomi kelas menengah ke bawah yang berusaha mendapatkan penghasilan lebih dari perjudian online.

Faktanya, perjudian online adalah sebuah sistem permainan yang memberikan pemainnya keuntungan besar di awal, namun kerugian di kemudian hari sangat-sangat tidak terbatas.

Pada triwulan I tahun 2024, berdasarkan temuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), perputaran dana perjudian online mencapai Rp 600 triliun.

Angka tersebut meningkat pesat dari total perputaran dana pada tahun 2023 yang sebesar Rp 327 triliun. Berdasarkan angka tersebut dapat disimpulkan bahwa perputaran dana dalam perjudian online sangatlah besar.

Dana tersebut dikumpulkan dari pemain hingga bandar kecil, baik melalui transfer maupun dompet digital. Kemudian pedagang kecil mengirimkannya kepada pedagang besar.

Untuk menutupi praktik perjudian, Vindnier mengatakan pihak bandar meminjam rekening orang lain untuk mengumpulkan dana dari para pemainnya.

Hal ini memudahkan bandar judi membawa uang pemain ke luar negeri dan mempersulit Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melacak transaksinya.

Rendahnya tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia masih menjadi salah satu penyebab terjadinya fenomena tersebut. Peningkatan literasi keuangan sebagai wujud pemberdayaan masyarakat harus terus dilanjutkan pada seluruh lapisan masyarakat.

“Literasi keuangan harus didukung oleh setiap pihak baik pemerintah, akademisi, dan tokoh masyarakat setempat. Pemerintah sebagai pengambil kebijakan harus bisa bertindak lebih cepat untuk memberantas praktik perjudian online ini. “Mulailah dengan menutup platform agar tidak bisa diakses oleh masyarakat, hingga menindak tegas seluruh pemesan dan pengelola judi online,” kata Vindnier.

Beberapa dampak negatif perjudian online sangat beragam. Secara finansial, para penjudi online akan mengalami kerugian finansial yang cukup besar, bahkan kebangkrutan. Hanya sedikit dari mereka yang tidak terlilit hutang dalam jumlah besar karena berjudi. Dampak lainnya, kata dia, adalah meningkatnya angka kemiskinan dan kriminalitas, sehingga praktik tersebut akan menimbulkan efek bola salju di berbagai daerah.

Selain itu, perjudian online dapat menimbulkan kecanduan pada pemainnya. Tanpa disadari para penjahat, mereka menghabiskan banyak waktu untuk bermain. Yang tak kalah penting, perjudian online juga membawa risiko pencurian data dan penipuan.

Vindanir mengimbau masyarakat tidak tergiur dengan kebiasaan mencari uang secara instan. Salah satu ciri kejahatan keuangan yang paling mudah dikenali adalah menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat.

Vindanir juga menghimbau masyarakat untuk memperhatikan pengelolaan keuangannya. Alokasi dana bisa untuk kebutuhan sehari-hari sebulan, pembayaran tagihan dan cicilan, alokasi untuk tabungan, dana darurat, investasi pada surat berharga yang sah seperti saham, obligasi atau reksa dana.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours