Piyu dan Ahmad Dhani Keberatan tak Dilibatkan Perumusan Perizinan Event Online

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com, JAKARTA – Ikatan Komponis Indonesia (AKSI) memprotes aturan perizinan penyelenggaraan acara yang baru saja diresmikan Presiden Joko Widodo pada Senin (24/06/2024). Hal itu ditentang karena pihak asosiasi merasa tidak dilibatkan dalam pembuatan peraturan tersebut.

Presiden AKSI Satriyo Yudi Wahono alias Piyu Padi mengatakan, pihaknya sudah menerima undangan untuk menghadiri pelantikan tersebut. Namun dalam kasus ini, kata Piyu, pihak asosiasi merasa keberatan karena tidak dicantumkan dalam susunan kata atau kerangka izin acara.

“Dalam hal ini Pak Presiden, kami menentang jika kami tidak dilibatkan atau terlibat dalam perumusan atau pengembangan izin acara secara online,” kata Piyu dalam video yang diposting di Instagram asosiasi @aksibersatu, seperti dikutip, Jumat. (28/6/2024).

Piyu dari AKSI mengatakan, keterlibatan komposer atau komposer dalam penyusunan aturan perizinan akan menjadi preseden baik bagi penghargaan karya kreatif.

“Karena kita melibatkan komposer atau pencipta lagu, tentu menjadi preseden yang baik, contoh yang baik bagi pemanfaatan karya berhak cipta atau apresiasi terhadap karya kreatif itu sendiri,” ujarnya.

Ahmad Dani selaku pengurus AKSI juga menegaskan bahwa komposer tidak pernah mendapatkan manfaat dari penggunaan lagu dalam live event. Karena itu, dia dan asosiasi protes karena tidak ikut serta dalam pembuatan aturan tersebut.

“Sejak tahun 2014, kami tidak pernah diperbolehkan untuk menggunakan lagu-lagu tersebut dalam acara live. Oleh karena itu, kami mohon kepada Pak Jokowi untuk tidak menunda perilisannya agar kami dapat ikut serta dalam pengembangan peraturan tersebut,” kata Ahmad Dani.

Meski mendapat penolakan dari AKSI, Presiden Jokowi tetap memulai digitalisasi layanan perizinan penyelenggara acara pada Senin lalu. Digitalisasi ini digagas untuk mempercepat proses perizinan di Indonesia.

Dalam hal itu, Jokowi mengapresiasi adanya sistem perizinan terpadu dalam penyelenggaraan acara atau presentasi unik online (OSS). Menurut Jokowi, sistem ini bisa mempersingkat birokrasi sehingga biaya jauh lebih murah dan transparan.

Jokowi juga menekankan pentingnya pengelolaan perencanaan acara baik oleh pihak penyelenggara maupun pemerintah. “Saya juga meminta penyelenggara acara untuk mengajukan izin terlebih dahulu, enam bulan sebelumnya, satu tahun sebelumnya. Artinya ada perencanaan yang baik, manajemen perencanaan yang baik ketika ada acara. Pernyataan Jokov ini kemudian ditanggapi oleh Sekretariat Negara.

Menurut Jokowi, penyelenggaraan event nasional dan internasional bisa memberikan dampak positif bagi negara. Presiden mencontohkan Qatar yang bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi negaranya dengan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.

“Piala Dunia 2022 di Qatar dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Qatar dari hanya 1,5% pada tahun sebelumnya menjadi 4,3% pada acara tersebut, dan Qatar berani mengeluarkan dana sebesar $220,000 juta untuk acara tersebut,” kata Jokowi.

 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours