WHO: Belasan ribu warga Gaza perlu direhabilitasi karena luka parah

Estimated read time 4 min read

Jenewa dlbrw.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan cedera anggota badan yang parah menjadi alasan utama meningkatnya kebutuhan rehabilitasi di Jalur Gaza, dengan perkiraan korban luka berkisar antara 13.455 hingga 17.550 orang.

Juru bicara WHO Richard Piperkorn mengatakan dalam konferensi pers virtual pada Kamis (09/12) bahwa banyak korban mengalami lebih dari satu cedera.

Gambaran tersebut terungkap dari analisis terbaru WHO yang berfokus pada cedera baru yang terjadi sejak 7 Oktober 2023, tanpa memperhitungkan kondisi kronis yang sudah ada sebelumnya.

Antara 3.105 dan 4.050 korban harus diamputasi, kata Piperkorn.

Dia menambahkan, setidaknya seperempat dari mereka yang terluka di Gaza pada 23 Juli, atau sekitar 22.500 orang, diperkirakan mengalami luka jangka panjang.

Peningkatan besar dalam jumlah orang yang menderita cedera tulang belakang, cedera otak traumatis, dan luka bakar berat berkontribusi terhadap jumlah total cedera ini, yang berdampak pada ribuan wanita dan anak-anak.

“Peningkatan besar kebutuhan rehabilitasi ini bertepatan dengan runtuhnya sistem layanan kesehatan,” kata Piperkorn. “Kami sangat membutuhkan bantuan dalam bidang rehabilitasi ini.”

Pepperkorn mencatat bahwa satu-satunya pusat rekonstruksi dan rehabilitasi anggota tubuh di Gaza, yang terletak di Kompleks Medis Nasser, berhenti beroperasi pada bulan Desember karena kurangnya pasokan.

Selain itu, kata dia, banyak petugas kesehatan yang terpaksa meninggalkan Gaza karena alasan keamanan.

Fasilitas tersebut kemudian dirusak dalam serangan pada bulan Februari.

Berdasarkan berbagai informasi yang disampaikan juru bicara tersebut, hingga 10 Mei dilaporkan ada 39 fisioterapis yang meninggal dunia.

Analisis WHO ini hanya berfokus pada cedera baru akibat eskalasi konflik sejak Oktober lalu.

Namun, puluhan ribu warga Palestina di Gaza hidup dengan penyakit kronis yang sudah ada sebelumnya, dan hal ini diperburuk oleh kurangnya layanan kesehatan yang memadai.

Kampanye vaksinasi polio mencakup lebih dari 550.000 anak

Peppercorn juga melaporkan bahwa 552.451 anak telah menerima vaksinasi selama kampanye vaksinasi polio di Gaza. Angka tersebut belum termasuk data hari terakhir karena pergerakan dijadwalkan berakhir pada Kamis (12/9).

Ditegaskannya, meski ada kendala pada hari pertama pelaksanaan program di wilayah utara, namun keesokan harinya mereka berhasil masuk ke Gaza dan memvaksinasi 105.909 anak.

Di bidang ini, tim WHO terhambat oleh pembatasan dan perintah evakuasi Israel.

Jumlah anak yang divaksinasi di wilayah tengah mencapai 190.572 anak, dan di wilayah selatan 250.820 anak.

Mengenai dampak penundaan dan perintah evakuasi terhadap target vaksinasi di wilayah utara jeda kemanusiaan, Piperkorn mengatakan: “Kami melihat pada hari pertama di utara sekitar 81,000 anak-anak divaksinasi, dan kemudian 24,000 pada hari kedua.”

“Hari ini kami memperkirakan mungkin 5.000 hingga 10.000 lebih, tapi tidak lebih,” katanya menjawab pertanyaan dari Anadolu.

Ia menjelaskan, di setiap zona terjadi peningkatan jumlah anak yang divaksinasi pada hari pertama, namun pada hari-hari berikutnya jumlahnya menurun.

Pra-vaksinasi juga dilakukan di area pusat karena perintah evakuasi sebelumnya. Beberapa pasien dari wilayah utara dan selatan membawa anaknya ke wilayah tengah karena terbatasnya pergerakan.

Peppercorn menekankan pentingnya tindak lanjut setelah vaksinasi massal, namun merasa puas dengan hasil dari gerakan vaksinasi polio.

“Saya bersama panitia teknis merasa puas dengan program polio dan cukup yakin bahwa cakupan yang luas dapat dicapai dalam waktu singkat.

Dia juga optimis bahwa WHO mungkin telah mencapai tujuannya untuk memvaksinasi lebih dari 90 persen anak-anak dan berharap dapat mengulangi program tersebut dalam empat minggu untuk memberikan dosis kedua.

Deepak Kumar, yang terlibat dalam program polio di Gaza, menjelaskan bahwa cakupan vaksinasi pada dua hari pertama di wilayah utara mencapai sekitar 18-19 persen dari total.

Kumar menambahkan, WHO juga telah mampu memberikan layanan kepada anak-anak di luar wilayah jeda kemanusiaan melalui lokasi vaksinasi tetap yang ditunjuk, tempat misi WHO dilaksanakan.

Dia mengatakan WHO terus memantau data tersebut “sampai kami yakin bahwa kami telah mencapai cakupan lebih dari 95 persen, seperti yang terjadi saat ini.”

Pepperkorn juga merinci bagian kedua dari kampanye vaksinasi, dengan mengatakan bahwa pada saat itu tim akan memiliki gambaran yang lebih baik mengenai populasi sasaran di semua wilayah.

“Kami sudah melakukan pembicaraan dengan semua pihak dan mereka sangat jelas bahwa dalam empat minggu kami akan memulai putaran kedua,” ujarnya.

Namun tanggal pastinya belum final dan panitia teknis masih menganalisisnya, termasuk tanggal yang disebutkan pada 14 Oktober.

“Kami akan terus membahas jeda kemanusiaan ini. Saya berharap saat itu tidak perlu lagi membicarakan jeda ini,” ujarnya sambil menunggu gencatan senjata.

Sumber: Anatolia

Upaya vaksinasi polio telah dimulai di Jalur Gaza di tengah konflik tersebut

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours