Prof Satryo Brodjonegoro dan SD Darmono Bagikan Strategi Pengembangan Universitas Cetak SDM Berkualitas Global

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Presiden Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) 2018-2023 tahun, Prof. Satrio Soemantri Brojonegoro mengatakan, terobosan inovasi di bidang pendidikan mutlak diperlukan dalam upaya mendongkrak pertumbuhan ekonomi negara.

Menurutnya, hanya dengan meningkatkan kualitas pendidikan maka sumber daya manusia Indonesia bisa naik ke level berikutnya. “Saat ini, kita sedang menggerakkan pola pikir riset di Indonesia. Inovasi pendidikan perlu kita dorong untuk mampu menyelesaikan segala permasalahan perekonomian dan daya saing kita di tingkat global,” jelas Prof Satrio dalam webinar pendidikan yang diselenggarakan oleh Presidential University di Jakarta pada Kamis (15/10/2024).

Menurut Satrio, Indonesia saat ini sedang menghadapi kondisi rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM). Dalam beberapa laporan terkait Human Capital Index (HCI), peringkat sumber daya manusia Indonesia berada di peringkat 96 dari 175 negara.

Menurutnya, keterbelakangan kompetensi sumber daya manusia Indonesia secara global tidak lepas dari rendahnya kualitas pendidikan. “Indonesia secara konsisten mendapat peringkat rendah dalam Program Penilaian Siswa Internasional (PISA) OECD. Tren tersebut menunjukkan penurunan nilai PISA Indonesia yang semakin tajam pada bidang matematika dan khususnya sains. Skor PISA Indonesia juga menurun lebih cepat dibandingkan banyak negara lain. “Skor PISA kita berada di peringkat 66 dari 81 negara,” kata Profesor Satrio.

Tak hanya itu, menurutnya peringkat perguruan tinggi Indonesia juga tertinggal jauh dari negara lain, khususnya negara G20. “Dalam pemeringkatan global universitas terbaik Indonesia, UI berada di peringkat 942, tertinggal jauh dari kampus terbaik dunia. Dan aktivitas kekayaan intelektual di Indonesia juga sangat rendah. “Hanya 15 persen pendaftaran paten yang berasal dari Indonesia,” jelasnya

Untuk itu, ia mendesak pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto untuk mengatasi berbagai persoalan dan tantangan dunia pendidikan di Indonesia. Hal ini sebagai persiapan menuju Indonesia Maju pada tahun 2045.

“Inovasi dan riset adalah kunci masa depan suatu bangsa. Dengan kebijakan, kami mendorong peningkatan kualitas pendidikan. Selanjutnya, kerjasama antara industri dan perguruan tinggi harus ditingkatkan guna menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai kebutuhan industri. “Kita harus mampu meningkatkan kepemimpinan pendidikan berbasis riset di berbagai bidang, seperti pertanian untuk ketahanan pangan dan ekonomi, inovasi kesehatan dan inovasi industri hilir,” tegasnya.

Hal serupa juga diungkapkan oleh pendiri universitas yang juga CEO PT Jababeka Tbk, Dr. (HC). Setjo Juandi Darmon. Menurut pria yang akrab disapa SD Darmono ini, kebijakan pendidikan di Indonesia harus sejalan dengan visi pertumbuhan ekonomi negara.

“Jadi saya melihat agenda Pak Prabowo adalah ingin melanjutkan agenda Pak Jokowi, khususnya di bidang industrialisasi, ke arah hilir untuk menciptakan lapangan kerja menengah, banyak lapangan kerja dan meningkatkan kelas menengah kita. “Maka untuk itu sangat diperlukan kebijakan dari Kemendikbudristek bagaimana bisa mendukung pertumbuhan ekonomi ke depan, menciptakan lapangan kerja, dan peta jalan menuju Indonesia pada tahun 2045,” kata Darmono.

Peraih gelar PhD Honoris Causa dari Universitas Glasgow Skotlandia ini berharap pemerintah di masa depan dapat belajar dari model implementasi lembaga pendidikan di luar negeri.

“Untuk itu, menurut saya, kita harus belajar dari luar negeri bagaimana pertama-tama meningkatkan daya saing universitas kita agar bisa bersaing secara global, mungkin dengan menarik mahasiswa asing, seperti yang telah dilakukan universitas kepresidenan selama 22 tahun ini. Terakhir, ketika mahasiswa asing belajar di Indonesia, mereka memahami bahasa Indonesia, budaya Indonesia, cara berbisnis di Indonesia dan memiliki teman orang Indonesia. “Dengan cara ini kita akan semakin memudahkan investasi asing masuk ke Indonesia,” kata Darmono.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours