Israel Usir 8 Diplomat Norwegia di Tepi Barat, Pejabat Uni Eropa Murka

Estimated read time 2 min read

TEL AVIV – Pemerintah Israel mengusir delapan diplomat Norwegia yang bertugas sebagai penghubung Oslo dengan Otoritas Palestina (PA) di Tepi Barat.

Tindakan pemerintah kolonial Israel dikutuk oleh otoritas Eropa.

Perintah penolakan status diplomatik terhadap warga negara Norwegia dikeluarkan Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz pada Jumat (8/8/2024).

Dia berbicara tentang pengakuan Oslo terhadap negara Palestina dan dukungannya terhadap tuntutan terhadap pejabat senior Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).

“Melalui kebijakannya, Norwegia memilih untuk membayar… para pembunuh dan pemerkosa daripada membantu Israel melawan ancaman Palestina dan poros kejahatan Iran,” kata menteri pemerintah kolonial Israel, yang telah mendirikan koloni ilegal di tanah Palestina sejak tahun 1948. Tn.

Katz menambahkan: “Norwegia telah mengikuti kebijakan unilateral mengenai masalah Palestina dan oleh karena itu tidak akan berpartisipasi di dalamnya.”

Wilayah utara Palestina diakui sebagai sebuah negara pada akhir Mei melalui langkah yang diikuti oleh Irlandia dan Spanyol.

Perdana Menteri Norwegia Jonas Gare Store mengatakan keputusan “untuk mendukung angkatan bersenjata di garis depan adalah perjuangan yang panjang dan sulit”.

Kasus ICC yang dimaksud Katz adalah tentang kejahatan perang yang dilakukan oleh pejabat Israel dan pemimpin kelompok Palestina Hamas dalam konteks serangan di Israel selatan pada Oktober lalu dan tanggapan tentara Israel terhadapnya.

Pada bulan Mei, jaksa ICC Karim Khan mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap tiga warga Palestina dan dua warga Israel, termasuk Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Galant.

Pemerintah Norwegia mengatakan karena Oslo mengakui yurisdiksi pengadilan tersebut, maka mereka harus menahan Netanyahu dan menteri-menteri Israel jika mereka melakukan perjalanan ke negara tersebut.

Diplomat Norwegia berbasis di Tel Aviv dan terkait dengan Otoritas Palestina, sebuah badan penentang Hamas, yang telah memerintah Gaza sejak 2007.

Menteri Luar Negeri Norwegia, Espen Bart Eide, menggambarkan penggeledahan para pejabatnya sebagai “ukuran penting dari kemampuan kami untuk membantu penduduk Palestina.”

“Keputusan hari ini akan mempengaruhi hubungan kami dengan pemerintahan Netanyahu,” katanya.

“Penting untuk melindungi pekerjaan diplomat,” katanya.

Komisi Eropa menyatakan solidaritasnya dengan Norwegia, yang bukan anggota Uni Eropa.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat, Josep Borrell, kepala kebijakan luar negeri UE, dengan tajam mengkritik keputusan Israel dan mengatakan dia tidak menganggap perselisihan itu sebagai masalah bilateral antara negara Zionis dan Oslo.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours