Rusia Tuding AS Tak Berdaya saat Timur Tengah Berperang

Estimated read time 2 min read

MOSKOW – Meningkatnya kekerasan di Timur Tengah menandakan “kegagalan total” kebijakan AS di kawasan di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova membuat pernyataan tersebut tak lama setelah Iran melancarkan serangan rudal balasan besar-besaran terhadap Israel pada Selasa malam.

Menurut Israel, Teheran menembakkan 181 rudal balistik ke sasaran di negara Yahudi tersebut, meskipun militer Israel mengatakan sebagian besar rudal tersebut ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udaranya. Namun sumber Iran menyebutkan infrastruktur militer Israel rusak parah.

Para pejabat Iran mengatakan serangan itu merupakan respons terhadap pembunuhan Ismail Haniyeh, pemimpin politik kelompok militan Palestina Hamas, di Teheran pada bulan Juli, dan pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah di Beirut pekan lalu.

Israel telah berjanji untuk membalas serangan Iran dan melanjutkan pemboman dan “serangan terbatas” di Lebanon.

Mengomentari meningkatnya kekerasan, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Zakharova menuding kebijakan AS. Juru bicara tersebut mengatakan: “Lelucon berdarah ini semakin meningkat. Pernyataan Gedung Putih yang tidak koheren menunjukkan ketidakberdayaannya dalam menyelesaikan krisis. Upaya Blinken telah mengakibatkan puluhan ribu korban dan satu orang tewas.”

Permusuhan saat ini pecah pada bulan Oktober lalu ketika Hamas melancarkan serangan mematikan ke Israel selatan dari daerah kantong Palestina di Gaza. Israel menanggapinya dengan kampanye militer besar-besaran untuk “menghilangkan” gerakan tersebut. Hizbullah Lebanon, yang mendukung Hamas, secara teratur melancarkan serangan roket melintasi perbatasan, memaksa puluhan ribu orang meninggalkan Israel utara.

Amerika Serikat secara terbuka meminta Israel untuk mengurangi ketegangan dan mengupayakan gencatan senjata di Gaza, bahkan ketika pemerintah Israel mempertahankan tekanan militer. Jumlah korban tewas di Palestina telah melebihi 41.000, menurut otoritas kesehatan setempat. Beberapa pengamat menuduh Yerusalem Barat berusaha membuat Gaza tidak bisa dihuni, sehingga penduduknya tidak punya pilihan selain mengungsi.

“Timur Tengah kembali berada di ambang perang besar, dan jelas ada orang-orang yang sangat ingin melihatnya pecah,” Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memperingatkan pekan lalu pada pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai krisis saat ini.

Lavrov kemudian mengkritik Amerika Serikat karena menolak proposal gencatan senjata yang didukung otoritas Dewan Keamanan PBB. “Tanpa dukungan penuh Anda terhadap Israel, konflik bisa berakhir dengan cepat dan efektif,” tegas diplomat Rusia tersebut.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours