Peneliti Unej menciptakan sabun mandi berbahan dasar daur kelor

Estimated read time 3 min read

Jember, Jawa Timur dlbrw.com – Peneliti dari Fakultas Pertanian Universitas Jember (Yung) dan Fakultas Teknologi Pertanian mengembangkan sabun mandi baru berbahan dasar daun kelor, yaitu Moringa Soap, untuk pesisir desa Pakandang Sungra. , Kabupaten Somanap, Madura (Jawa Timur).

“Sabun berbahan dasar daun kelor ini menjadi solusi untuk menjaga kelembapan kulit masyarakat pesisir yang sering terpapar kondisi cuaca ekstrim yang dapat menyebabkan kulit kering,” ujar Research Group (CARIS) Inovasi dan Pengembangan Kelor. Morindio) Pernyataan tertulis Prof. Sutrivino ditemukan di Jember pada Jumat.

Dikatakannya, secara geografis masyarakat Desa Pakandgan Sangra berada di pesisir pantai, sehingga sering terpapar sinar matahari dan laut hingga membuat kulit menjadi kering.

“Sabun daun kelor diciptakan agar masyarakat dapat menjaga kelembapan alami kulit tanpa harus khawatir dengan efek bahan kimia keras seperti pengelupasan,” ujarnya.

Dijelaskannya, pihaknya juga memberikan donasi alat dan pembuatan sabun selama 7 jam yang diikuti 18 warga Desa Pakandgan Sangra beberapa waktu lalu.

“Banyak juga narasumber Unej yang menunjukkan cara pembuatan sabun kelor di Desa Pakandangan Sangra, Kecamatan Baluto, Kabupaten Somenap, dalam rangka Program Profesi Desa (PRGB),” ungkapnya.

Soetriono yang juga menjabat Kepala Dinas Pertanian UNEJ mengatakan, hal tersebut tidak hanya untuk menggiatkan pengetahuan masyarakat Tanah Air tentang manfaat daun kelor, namun juga membuka peluang ekonomi baru bagi mereka .

“Inovasi ini tidak hanya berdampak pada kesehatan kulit saja, tapi juga memperkuat perekonomian negara, bersama dengan peralatan produksi sabun kelor yang kami sumbangkan, semoga masyarakat setempat dapat berkembang secara mandiri. katanya.

Dikatakannya, hal tersebut memberikan peluang usaha baru untuk memperbaiki lingkungan dan keberlanjutan, sehingga diharapkan produk kelor segera diproduksi dan dijual tidak hanya di Sumanap tetapi juga di wilayah lain di Indonesia.

Dosen Fakultas Teknologi Pertanian, Unej Andi Eko Wiyono menjelaskan sabun kelor mengandung bahan bermanfaat dari daun kelor dan minyak nabati yang dapat digunakan sebagai anti bakteri dan anti inflamasi.

Sabun kelor bebas dari bahan kimia seperti SLS (Sodium Lauryl Sulfate) dan COCO DEA yang biasa ditemukan pada sabun komersial. Selain itu, sabun ini tidak mengandung bahan pengawet dan ramah lingkungan karena dapat terurai secara hayati.

Ia mengatakan, “Manfaat lain dari sabun kelor antara lain menutrisi kulit dan mengangkat sel-sel mati, membersihkan kulit dari kotoran dan bakteri, melembutkan kulit dan melalui aromaterapi dengan tambahan minyak esensial/pengharum memberikan kenyamanan,” ujarnya.

Kerja sama antara Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknologi Pertanian Unej dalam proyek ini merupakan contoh nyata bagaimana perguruan tinggi dapat berperan kuat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan terus melakukan inovasi.

Bahan baku daun kelor tidak hanya memberikan manfaat bagi kesehatan dan banyak produk antara lain bubuk kelor, teh celup, suplemen, kapsul dan minyak telah dikembangkan menjadi produk unggulan di somanap.

Ketua Gabungan Petani Pakandgan Sangra, Ahmad Noordi mengucapkan terima kasih atas pembaruan tersebut karena tidak menyangka akan ada lebih banyak produk yang didapat dari daun kelor, sehingga masyarakat bisa merasakan manfaat besar dari potensi kelor. Sabun mandi dibuat di desa.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours