UMJ dan Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek RI Gelar Seminar Internasional

Estimated read time 3 min read

dlbrw.com, JAKARTA – Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menyelenggarakan seminar internasional pada Selasa (8/10/2024). Seminar “Islam dan Budaya Demokrasi di Dunia Islam” dilaksanakan di Auditorium KH Ahmad Azhar Basyir gedung akademik UMJ.

IV Wakil Presiden UMJ Dr. Septa Candra, MH. Mewakili Rektor mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI atas kepercayaan dan dukungannya kepada UMJ untuk menyelenggarakan seminar internasional. Menurutnya, topik seminar sangat menarik karena Indonesia merupakan negara muslim dengan jumlah penduduk terbesar di dunia.

“Kami berharap UMJ dan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud bisa bersinergi dalam acara serupa baik di luar kampus,” kata Septa.

Beliau berpesan kepada seluruh mahasiswa dan peserta seminar untuk mengambil pelajaran berharga dari para sarjana dari berbagai negara. Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Dr. Restu Gunavan, M.Hum., juga mengucapkan terima kasih atas dukungan UMJ dalam menyelenggarakan acara tersebut.

Seminar internasional merupakan salah satu kegiatan sehari-hari Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terkait kemampuan bekerja dalam membangun jaringan. Ia sependapat dengan Wakil Rektor IV UMJ bahwa materi seminar sangat menarik.

“Topik ini sangat menarik. Saya kira ini memperluas pemahaman kita,” kata Restu.

Tiga pembicara pada seminar internasional tersebut yaitu Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Prof. Jamhari Makroof, Ph.D., Dosen International Islamic University of Malaysia (IIUM) Assoc. Prof. Dr. Danial bin Mohd Yusuf, Ketua Departemen Studi Agama, Studi Timur Tengah dan Islam, University of California, Prof. Muhammad Ali, calon ilmuan.

Jamhari Makruf “Apakah Islam Mempromosikan Demokrasi?” menjelaskan subjeknya. (Apakah Islam mempromosikan demokrasi?). Menurutnya, ada kemungkinan Islam akan menyebarkan demokrasi. Fakta bahwa jutaan umat Islam tinggal di negara-negara demokratis di dunia merupakan bukti yang cukup bahwa tidak ada kontradiksi antara kedua pandangan ini.

Dari diskusi ini, Jamhari menyimpulkan bahwa umat Islam tidak memiliki panutan dan sebagian besar negara-negara Muslim kaya bersifat otoriter. Selain itu, umat Islam tidak memiliki budaya demokrasi.

Danial menjelaskan hal itu terkait dengan budaya Islam dan Demokrasi. Ia menjelaskan, budaya Muslim dan Barat tidak saling eksklusif dalam hal demokrasi, namun memerlukan dialog terus-menerus dan dialog konstruktif.

Ia juga menyampaikan bahwa Presiden Malaysia Anwar Ibrahim berharap banyaknya umat Islam yang ngotot membangun negara dalam Islam dapat menginspirasi negara lain.

Dalam hal demokrasi Malaysia, Perdana Menteri Anwar Ibrahim mengatakan bahwa Malaysia, negara dengan agama berbeda, harus bisa menunjukkan bahwa mereka bisa berkembang melalui tata kelola yang baik dan toleransi meskipun ada konflik, rasisme, dan preferensi agama.

Pada saat yang sama, Muhammad Ali memaparkan artikelnya “Islam dan Budaya Demokrasi: Tinjauan Sejarah dan Kontemporer”. Menurutnya, hubungan antara Islam dan budaya demokrasi sangat berbeda kekuatannya.

Dia melihat para cendekiawan Muslim saat ini di negara-negara Muslim percaya pada prinsip-prinsip seperti kepemimpinan dan keadilan. Namun mereka tidak setuju dengan prinsip dan sistem politik tertentu.

Sebagian besar negara-negara Muslim mendukung demokrasi, namun beberapa mengkritik penerapannya dan ingin menghidupkan kembali sistem lama dalam konteks baru. Dan mereka tidak menerapkan nilai-nilai tersebut secara langsung.

Budaya demokrasi mencakup supremasi hukum, partisipasi politik, toleransi, kebebasan, dialog, penyelidikan, pendidikan, non-kekerasan, resolusi konflik sebagai prinsip, beberapa di antaranya diterapkan. Namun, hal ini masih sangat sulit dipahami oleh banyak negara Muslim.

Ratusan peserta dari unsur akademik UMJ dan masyarakat umum mengikuti konferensi secara hybrid. Turut serta Sekjen PP Muhammadiya Prof. Abdul Muti, M.Ed, menyampaikan keynote address.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours