Ketum PSSI: Siapa pun yang ‘Bermain Sabun’ Saya Sikat!

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com, JAKARTA – Upaya meningkatkan persaingan sepak bola Tanah Air terus dilakukan. Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir menegaskan tak segan mengambil tindakan tegas jika ada klub di Liga 2 Indonesia musim 2024/2025 yang “bermain di sinetron”.

Ligue 2 musim ini akan dibuka pada Sabtu (7/9/2024) dengan laga derby Jawa Timur antara Persibo Bojonegoro kontra Gresik United, di Stadion Letjend Haji Soedirman, Ngroworejo, Bojonegoro. Erick ingin memastikan permainan sepak bola dimainkan secara serius dan fair play.

Alhamdulillah Ligue 1 berjalan baik. Sudah ada latihan dengan VAR dan wasit, bahkan kemarin wasitnya orang asing, kata Erick saat jumpa pers Ligue 2 musim 2024-2025, di Menara Pegadaian, Jakarta,. pada Selasa (09/09/2019). 03/2024).

“Tentu saja Liga 2 akan dilanjutkan sekarang karena butuh satu atau dua tahun untuk memastikan liga 2. Supaya semua bisa memasang permainan yang benar. Siapa pun yang ‘bermain sinetron’ di Liga 2, saya akan bereskan, kata Eric.

Sinetron adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan permainan tipuan yang hasil akhirnya sudah ditentukan sebelumnya. Satu tim akan bermain pura-pura kalah atau sengaja kebobolan agar tim lainnya mendapat imbalan.

Liga 2 musim ini akan mempertandingkan 26 tim yang terbagi dalam tiga grup pada babak pertama dengan format double round robin atau masing-masing tim akan bertanding dua kali melawan tim lainnya. Aturan pemain Ligue 2 musim ini akan menggunakan tiga pemain asing, bertambah satu pemain dari musim sebelumnya, dan minimal harus didaftarkan lima pemain muda dengan ketentuan waktu bebas bermain 90 menit.

Erick mengatakan, langkah drastis ini untuk menjadikan Ligue 1 dan Ligue 2 murni liga profesional di mana semua tim dipromosikan atau terdegradasi tanpa pengaturan pertandingan. Bagaimana mendorong Liga 1 dan Liga 2 menjadi liga profesional. Dan Liga 3 dan Liga 4 adalah aktornya, ujarnya.

“Ada klub yang naik dengan kejayaan dan turun dengan kejayaan. Bukan karena aturan mainnya,” lanjutnya.

Selain itu, kata Erick, juga untuk menjaga citra suporter di Pegadaian yang sudah dua kali mengikuti kompetisi kasta kedua ini. “Kalau di Liga 2 ada yang tidak beres, saya yakin Pegadaian ada pertimbangan komersial, tidak mungkin bisa bekerjasama,” tegasnya.

Semoga hubungan Pegadaian dan Liga 2 semakin baik dan langgeng, kata Erick.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours