Wamentan nyatakan fokus penyediaan pangan di tengah perubahan iklim

Estimated read time 2 min read

Jakarta dlbrw.com – Wakil Menteri Pertanian (Vamentan) Sudaryono mengatakan ingin fokus pada beberapa program untuk menyediakan pangan yang cukup bagi masyarakat dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.

“Pada prinsipnya, apapun caranya, tujuannya adalah untuk mencukupi pangan kita,” kata Sudaryono, Kamis, usai dilantik sebagai Wakil Menteri Pertanian di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

Ia mengatakan produktivitas pertanian menjadi kunci ketahanan pangan nasional pada musim kemarau, ancaman El Nino, bahkan perubahan iklim.

“Sebagai pemerintah, kami merasa sektor pertanian sangat penting karena jutaan orang bergantung padanya,” ujarnya.

Sudaryono mengatakan pangan nasional harus didukung dengan kuatnya program pemerintah seperti budidaya pangan, pompa air, dan optimalisasi lahan pertanian.

“Sifat konsumsi itu bukan satu hal, satu hal. Tentu ada areal yang hanya sekali panen karena intensifikasi, optimalisasi lahan, dan air hujan,” ujarnya.

Ia mengatakan Kementerian Pertanian sedang gencar melaksanakan program pengambilan air dari sungai dan tanah serta menyuntikkan air ke berbagai lahan pertanian untuk menghasilkan lebih dari satu tanaman pangan pada musim kemarau.

Sementara itu, sektor pangan merupakan salah satu kebijakan yang dikembangkan pemerintah Indonesia dengan konsep pembangunan pangan terpadu yang bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan pangan masyarakat, tambah Sudaryono.

Sudaryono juga menyebutkan intensifikasi pemanenan air hujan di berbagai daerah memungkinkan lahan yang tadinya tandus bisa diolah menjadi lahan pertanian.

“Hanya lahan tadah hujan yang dioptimalkan dan bisa dipanen lebih dari satu kali. Selain di Jawa juga ada lahan kosong dan belum digarap, dan kami upayakan agar lebih produktif,” ujarnya.

Sudaryono mengatakan jutaan masyarakat Indonesia bergantung pada pasokan pangan nasional merupakan persoalan sangat penting yang perlu mendapat perhatian serius dari para politisi.

“Karena industri ini penting, maka tidak boleh ada salah hitung atau salah perhitungan. Kegagalan, ancaman, dan sebagainya harus benar-benar diperhatikan. Karena ini masalah perut. Yang lain-lain, seperti pesta, bisa ditunda, kalau kamu mau. Kalau lapar, tunda saja,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours