Bahlil sebut Prabowo-Gibran punya program kedaulatan energi

Estimated read time 2 min read

JAKARTA dlbrw.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan Presiden baru terpilih Prabovo Subjanto dan Wakil Presiden baru terpilih Jibran Rakabuming Raka punya proyek untuk mencapai kedaulatan energi.

Ke depan Pak Prabowo dan Mas Gibran punya proyek, termasuk kedaulatan energi, sehingga ada kedaulatan pangan dan energi, kata Bahlil dalam acara Penghargaan Ketahanan Migas 2024 di Jakarta, Senin malam.

Namun, Bahlil tidak merinci lebih lanjut proyek kedaulatan energi masa depan pemerintahan baru tersebut.

Tn. Bahlil menegaskan keberhasilan Proyek Kedaulatan Energi sangat bergantung pada dukungan semua pihak di sektor energi, termasuk kontraktor di sektor hulu.

“Saya kira penting untuk berpartisipasi (di sini) karena proyek kedaulatan energi masa depan Pak Prabov bisa sukses tergantung bapak-bapak semua yang ada di ruangan ini,” ujarnya.

Untuk mendukung proyek peningkatan produksi minyak dalam negeri, Pak. Diakui Bahlil, meski dalam kondisi terpuruk, pihaknya bersedia mengikuti kegiatan ini untuk memajukan sektor hulu demi memulihkan kedaulatan sektor energi Indonesia.

Oleh karena itu, saya rasa penting meskipun kondisi tubuh kita sedang melambat, namun saya rasa kita harus berkomitmen terhadap Ibu Pertiwi agar kita bisa mencapai kedaulatan energi bangsa kita, kata Bahlil.

Ia mengungkapkan: Dulu Indonesia mengekspor minyak bumi, khususnya pada tahun 1996 dan 1997, ketika produksi minyak mencapai 1.000.600 barel per hari, sedangkan konsumsi dalam negeri berkisar 600.000 hingga 700.000 barel.

Saat itu, Indonesia mampu mengekspor sekitar 1 juta barel per hari yang memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan pemerintah yang mencapai 40 hingga 50% dari sektor migas.

Namun, keadaan kini telah berubah. Pada tahun 2022 hingga 2024, jumlah produksi minyak akan terus menurun hingga hanya mencapai 600 ribu barel per hari.

Pada saat yang sama, konsumsi minyak dalam negeri meningkat hingga satu juta barel per hari sehingga Indonesia Cheer harus mengimpor dalam jumlah yang sama. Hal ini menunjukkan kondisi sudah berubah dibandingkan 30 tahun lalu, saat Indonesia masih menjadi negara pengekspor minyak.

Menghadapi kondisi tersebut, Pak. Bahlil memuji kemajuan yang dicapai Kontraktor Bersama (KKKS) dalam upaya meningkatkan ekstraksi minyak.

Meski upaya tersebut belum mampu mengembalikan posisi Indonesia sebagai negara eksportir, namun pemerintah terus mendorong inovasi dan intervensi teknologi untuk meningkatkan produksi dalam negeri.

“Saya berterima kasih kepada KKKS, kontraktor hulu yang telah berupaya keras meningkatkan lift minyak kita,” kata Bahlil.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours