Ekonom: Pengentasan kemiskinan harus diiringi dengan pemberdayaan

Estimated read time 2 min read

Jakarta dlbrw.com – Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yos Rizal Damuri mengatakan pengentasan kemiskinan memerlukan pendekatan komprehensif, artinya tidak hanya memberikan dukungan sosial, tetapi juga kemandirian ekonomi.

Di Jakarta, Jumat, saat dihubungi Yuz, kelas menengah saat ini, masyarakat yang mengharapkan dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, sebenarnya sudah mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Situasi ini menunjukkan bahwa upaya pemberdayaan ekonomi perlu mendapat perhatian lebih.

Banyak analis yang mencatat penurunan proporsi kelas menengah di Indonesia. Proporsi kelas menengah Indonesia mencapai 21,45 persen dari jumlah penduduk pada tahun 2019, menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUCINAS) yang dilakukan Menteri Bank Dunia. Namun angka tersebut akan turun menjadi 17,44 persen pada tahun 2023.

“Isu pemberdayaan sosial ekonomi perlu mendapat perhatian lebih agar kita dapat membangun sosial ekonomi dan kelas menengah yang tangguh dan mampu menghadapi berbagai permasalahan ekonomi di masa depan,” kata Yus.

Dalam pidatonya pada Rapat Paripurna DPR RI RAPBN 2025 di Jakarta, Jumat, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan angka kemiskinan akan turun menjadi 9,03 persen pada tahun 2024. Angka kemiskinan ekstrem akan turun menjadi 0,83 persen. 2024.

Pada saat itu, tingkat pengangguran akan menjadi 4,8 persen pada tahun 2024.

Pemerintah telah mengalokasikan anggaran jaminan sosial sebesar Rp504,7 triliun dalam RAPBN tahun 2025 untuk mengurangi beban masyarakat miskin dan rentan serta mempercepat pengentasan kemiskinan secara lebih tepat sasaran, efisien dan efektif.

Porsi anggaran jaminan sosial RAPBN tahun 2025 mencapai 14% dari total program belanja negara sebesar Rp3.613,1 triliun. Belanja tersebut meningkat dibandingkan alokasi anggaran jaminan sosial sebesar Rp493,5 triliun pada tahun 2024.

“Pendanaan anggaran tidak hanya sekedar memberikan dukungan sosial untuk mencegah masyarakat menjadi miskin, tetapi juga digunakan untuk membiayai pemberdayaan ekonomi masyarakat agar menjadi lebih baik dari keadaan saat ini,” kata Yus.

Pada tahun 2025, pemerintah berharap tingkat pengangguran terbuka berada pada kisaran 4,5%-5%, angka kemiskinan turun pada kisaran 7-8%, dan rasio Gini pada kisaran 0,379-0,382.

Presiden Jokowi mengatakan RAPBN tahun 2025 dirancang untuk menjaga stabilitas, inklusi, dan stabilitas untuk mendorong kesejahteraan dan pemerataan melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

“Arsitektur APBN tahun 2025 merupakan pilar utama untuk menjaga stabilitas dengan memperkuat berbagai program tingkat tinggi yang akan dilanjutkan dari pemerintahan saat ini hingga pemerintahan yang akan datang,” kata Presiden dalam pidatonya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours