Bos OJK Minta Lembaga Keuangan Waspadai Risiko Ketidakstabilan Ini

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com, JAKARTA – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyatakan sektor jasa keuangan stabil hingga Juli 2024. Hal itu diungkapkannya dalam laporan pengelolaan bulanan OJK Juli 2024. .Rapat Komisaris (RDK) pada Senin (8/5/2024).

“RDK bulanan tanggal 31 Juli 2024, RDK menilai sektor jasa keuangan tetap stabil didukung oleh tingkat permodalan yang kuat dan likuiditas yang memadai di tengah ketidakpastian global, perang dagang dan meningkatnya ketegangan geopolitik, serta normalisasi harga komoditas juga. ujar Mahendra saat menyampaikan laporan RDK bulan Juli 2024 yang dilaksanakan secara online pada Senin (05/08/2024).

Mahendra menjelaskan, kondisi perekonomian global secara umum lemah dengan inflasi berbasis luas yang moderat. Hal ini terjadi di tengah penurunan inflasi di Amerika Serikat dan ekspektasi pasar sebesar dua hingga tiga kali lipat suku bunga kebijakan Federal Reserve AS, atau suku bunga dana fed fund (FFR), selama sisa tahun 2024.

Di sisi lain, di Eropa, indikator pertemuan Juli 2024 menunjukkan perekonomian terus melemah sehingga Bank Sentral Eropa (ECB) mempertahankan suku bunganya.

Pertumbuhan ekonomi juga melambat di Tiongkok. Kondisi ini didorong oleh melemahnya permintaan domestik di sektor real estate, sehingga pemerintah dan Bank of China terus memberikan stimulus fiskal dan moneter.

Perang dagang global dan ketegangan geopolitik kemudian terlihat meningkat seiring dengan tingginya dinamika politik di AS menjelang pemilihan presiden November 2024. Serta perkembangan terkini di Timur Tengah dan Ukraina.

“Di tingkat domestik, perkembangan perekonomian nasional masih sangat positif dan tetap stabil dengan tingkat inflasi yang terjaga. Kalaupun neraca perdagangan masih surplus, namun tetap perlu memperhatikan tren penurunan yang terus terjadi. pada harga bahan mentah yang memoderasi evolusi ekspor”, jelasnya.

Mahendra mengatakan, di tengah kondisi pasar keuangan global yang beragam, pihaknya tetap mewaspadai faktor-faktor yang berpotensi mempengaruhi sektor jasa keuangan ke depan. Terutama terkait dengan melemahnya perekonomian Tiongkok dan ketegangan geopolitik yang masih sangat dinamis, seperti fluktuasi harga bahan baku terpenting ekspor.

Oleh karena itu, lembaga jasa keuangan harus terus memberikan perhatian secara berkala terhadap faktor risiko tersebut, tutupnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours