Gangguan IT Global Soroti Rentannya Cashless Society

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com, London – Gangguan sistem informasi global yang terjadi pada pekan lalu mengganggu berbagai layanan publik, terutama yang menggunakan transaksi nontunai. Para aktivis menekankan bahwa kejadian tersebut menunjukkan bahaya menuju masyarakat non-tunai (cashless society), yang menyebar dengan cepat di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Supermarket, bank, pub, kafe, stasiun kereta api, dan bandara semuanya terkena dampak pemadaman sistem Microsoft pada hari Jumat, dan banyak yang tidak dapat menerima pembayaran elektronik. Dampaknya sangat parah bagi bisnis yang tidak lagi menerima uang tunai.

Aliansi Pilihan Pembayaran (PCA), yang berkampanye menentang peralihan ke masyarakat tanpa uang tunai, mengatakan gangguan yang terjadi minggu lalu telah mempengaruhi 23 perusahaan dan kelompok, setidaknya beberapa di antaranya hanya menerima kartu kredit atau debit.

Ketua PCA Ron Delnovo mengatakan kepada The Guardian pada Minggu (21/07/2024): “Gangguan sistemis yang menyebabkan pemadaman listrik akan terjadi setiap saat. Tetapi jika tidak ada pilihan, segala sesuatu di sekitar Anda akan runtuh.

Pembayaran tunai meningkat untuk pertama kalinya dalam satu dekade tahun lalu, menurut UK Finance, yang mewakili bank. Jumlah masyarakat yang tidak lagi menggunakan uang tunai atau menggunakannya kurang dari sekali dalam sebulan mencapai 23,1 juta pada tahun 2021, namun turun menjadi 21,6 juta pada tahun lalu. Departemen Keuangan Inggris mengatakan “pasti masih ada tempat” untuk uang tunai. Hal ini bergantung pada masing-masing bisnis, namun menurut kami ada baiknya memberikan pilihan kepada masyarakat. Sebagian besar bisnis masih menawarkan uang tunai.

Serikat pekerja GMB mengatakan pemadaman listrik ini memperkuat apa yang telah mereka katakan selama bertahun-tahun: “Uang tunai adalah bagian penting dari cara masyarakat kita bekerja”. “Ketika Anda mengambil uang tunai dari sistem, orang-orang tidak punya apa-apa lagi, sehingga hal itu mempengaruhi cara mereka melakukan hal-hal mendasar sehari-hari.”

 

Beberapa pemadaman sistem kecil yang tidak berhubungan telah mempengaruhi penjualan ritel tahun ini. Pada bulan Maret, McDonald’s, Tesco, Cinbury’s dan Greggs mengalami masalah dengan sistem pembayaran digital mereka.

Pihak berwenang di Tiongkok dan Amerika Serikat telah mengenakan denda pada perusahaan yang tidak menerima uang tunai. Manajer kampanye PCA Martin Quinn mengatakan penggunaan uang tunai akan memungkinkan anonimitas. “Saya tidak ingin data saya dijual, dan saya tidak ingin bank, perusahaan kartu kredit, dan bahkan pengecer online mengetahui setiap aspek kehidupan saya,” katanya. Ia menambahkan, penganggaran menggunakan uang tunai juga lebih mudah bagi sebagian orang.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours