DJI Tuduh AS Tanpa Malu Jiplak Teknologi Drone Militer China

Estimated read time 2 min read

Beijing – Perusahaan drone DJI menggugat Departemen Pertahanan AS setelah perusahaan tersebut dimasukkan dalam daftar yang melabelinya sebagai milik militer China.

DJI sendiri menyatakan telah mencoba menghubungi Amerika Serikat mengenai masalah ini selama lebih dari enam belas bulan, namun tidak berhasil.

Karena tidak ada pilihan lain, DJI kini telah mengajukan gugatan dan membawa kasus tersebut ke pengadilan federal.

DJI sendiri menegaskan bahwa mereka tidak dimiliki atau dikendalikan oleh militer Tiongkok, dan pelabelan ini mempengaruhi operasional mereka.

DJI ditambahkan ke daftar pada awal tahun 2022, sehingga tidak mungkin bagi beberapa perusahaan dan organisasi AS untuk bermitra atau bertransaksi dengan perusahaan dalam daftar.

Tiongkok memiliki rencananya sendiri yang saat ini sedang dilaksanakan. Negara ini merupakan produsen drone komersial terbesar di dunia.

Pada penjelasan setelah komentar Paparo kepada Post, Beijing memperingatkan Washington bahwa mereka mengambil langkah yang berisiko.

“Mereka yang berteriak agar negara lain menjadi neraka harus bersiap untuk terbakar di neraka,” kata Kolonel Senior Wu Qian, juru bicara Kementerian Pertahanan Tiongkok, menurut laporan SCMP.

“Tentara Pembebasan Rakyat [Tiongkok] mampu berjuang dan menang dengan menggagalkan campur tangan eksternal dan melindungi kedaulatan nasional dan integritas wilayah kita. “Kami tidak kebal terhadap ancaman dan intimidasi,” kata Wu.

Para analis mengatakan komitmen Xi Jinping terhadap pengembangan teknologi dan modernisasi di sektor militer telah mendorong upaya Tiongkok untuk meningkatkan penggunaan drone.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours