Cadangan Devisa Meningkat, Rupiah Diperkirakan Lanjut Menguat di Level Rp 16.200

Estimated read time 3 min read

dlbrw.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah diperkirakan menguat pada perdagangan Senin (8/7/2024) ke level Rp 16.200 per dolar AS. Prediksi tersebut sejalan dengan melemahnya dolar AS dan sentimen positif akibat peningkatan cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2024. 

“Pada perdagangan Senin (diproyeksikan) nilai tukar rupiah akan berfluktuasi namun ditutup menguat pada kisaran Rp16.220 hingga Rp16.320 per dolar AS,” kata Direktur Laba Forexindo Futures Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya, dikutip Senin. 

Koin Garuda diketahui sebelumnya ditutup 52 poin atau 0,32 persen ke Rp 16.277 pada akhir perdagangan Jumat (5/7/2024) dari level penutupan sebelumnya Rp 16.330 per dolar AS. 

Ibrahim menjelaskan, sentimen eksternal mendorong rupee karena indeks dolar dan indeks dolar berjangka turun ke posisi terendah tiga minggu dalam perdagangan yang tenang karena hari libur. Sementara itu, ekspektasi kenaikan suku bunga juga melemahkan green. Pasar saat ini menantikan data utama non-farm payrolls untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai suku bunga. 

“Alat CME Fedwatch menunjukkan bahwa para pedagang memperkirakan kemungkinan lebih besar dari 66 persen bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan September. Namun, optimisme terhadap penurunan suku bunga agak tertahan oleh sinyal yang dapat diterima dari The Fed,” jelasnya. . Ibrahim. 

Risalah pertemuan bank sentral bulan Juni menunjukkan bahwa para pengambil kebijakan masih skeptis terhadap penurunan suku bunga. Data non-farm payrolls juga akan memberikan sinyal yang lebih konkrit mengenai pasar tenaga kerja, yang juga menjadi perdebatan utama bagi The Fed dalam hal menurunkan suku bunga.

Sentimen penguatan rupiah dari dalam negeri antara lain disebabkan oleh Bank Indonesia (BI) yang mencatat peningkatan posisi cadangan devisa Indonesia. Cadangan devisa pada akhir Juni 2024 tercatat sebesar 140,2 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan posisi akhir Mei 2024 sebesar 139,0 miliar dolar AS. 

Peningkatan posisi cadangan devisa dipengaruhi oleh pajak dan pendapatan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, di tengah perlunya stabilisasi nilai tukar rupee seiring dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, kata Ibrahim. .

Posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2024 setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Dan itu melebihi standar kebugaran internasional sekitar 3 bulan impor.

BI memperkirakan cadangan devisa mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta terus memperkuat sinergi dengan pemerintah untuk memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. .

Ke depan, BI menilai cadangan devisa masih memadai sehingga dapat terus menopang ketahanan sektor eksternal. Prospek ekspor tetap positif dan neraca transaksi modal dan finansial diperkirakan akan terus mencatat surplus seiring dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik sehingga mendukung terjaganya ketahanan eksternal. 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours