Saran Pengamat Transportasi untuk Pengemudi Ojol, Minta Pemerintah Bikin Aplikasi Ojol

Estimated read time 3 min read

dlbrw.com, JAKARTA – Menteri Perhubungan Djoko Setijowarno pun menanggapi rencana menampilkan pengemudi taksi (jol) secara online. Mereka mengumumkan, pada Kamis sore (29/8/2024) WIB, akan terjadi demonstrasi di Jakarta menyusul atau menolak pesanan pelanggan yang dibawa oleh sopir taksi.

Djoko mengaku kerap ngobrol dengan sopir bus. Dia tahu kekhawatiran mereka. Namun, ia meyakini berbagai hal yang harus mereka lakukan tidak akan berdampak signifikan terhadap peningkatan pendapatan.

“Saya ajari mereka, jangan berdemonstrasi seperti dulu. Tidak ada manfaatnya. Pemerintah tidak tertarik. Makanya saya bilang, kalau berdemonstrasi, minta pemerintah membuat alat baru,” kata Wapres Bidang Pemberdayaan dan Pembangunan Daerah. di sana. daerah ini. Perusahaan Pusat Transportasi Indonesia (MTI) di Republik, Rabu (28/8/2024).

Dengan dibuatnya aplikasi baru dari negara, menurut Djoko, ini merupakan bukti pemerintah melindungi pengemudi ojol. Namun kini, jika pengurangannya hanya 20 persen, membuat masyarakat sulit mencari nafkah dari pekerjaan tersebut.

“Kecuali ambil 10 persen, masih bagus. Ini lain soal. Dia minta bayar pajak, katanya tidak pernah kirim surat pajak,” kata Djoko.

Saat menjabat di tahun pertamanya, karier ojol tampak menjanjikan. Pendapatan pengemudi bisa mencapai 8-12 juta rupiah per bulan. Beberapa orang berhenti dari pekerjaannya dan mencoba terjun ke dunia ojol.

Penjaganya sudah pindah, sekarang hanya dapat Rp3 juta per bulan, alhamdulillah, kata Djoko.

Bahkan, ia menilai sebagai solusinya, negara harus mengembangkan peralatannya sendiri. Kemudian melibatkan seluruh pemerintah daerah untuk pengelolaan dan pengawasannya. Diskon maksimal 10 persen.

“Supaya Pemda dapat uang, turut serta dan mengurus. Sekarang kalau ada demonstrasi, siapa yang memimpin? Pernahkah Presiden pergi? Saya senang menjadi menteri,” kata Djoko.

Ia mengaku sudah menyampaikan kekhawatirannya kepada Kementerian Perhubungan beberapa tahun lalu. Jelas dia tidak merespons dengan baik. Ia mencontohkan negara seperti Korea Selatan yang mengembangkan peralatan untuk melindungi pengemudi.

Sebelumnya beredar kabar akan ada pameran pengendara ojek online di Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi. Peristiwa ini terjadi pada Kamis sore (29/8/2024) WIB.  Ketua Gerakan Aksi Roda Dua Indonesia (Garda), Igun Wicaksono menjelaskan, banyak tukang ojek dan kurir di Jabodetabek yang siap menggelar aksi damai. Ada tuduhan terhadap industri aplikasi dan pemerintah.

Informasi dari rekan-rekan, acara tersebut akan dihadiri sekitar 500-1000 pengendara sepeda motor dari berbagai kota di Jabodetabek. Rencana pelaksanaannya pada pukul 12.00 dalam perjalanan menuju acara adalah Istana Merdeka, kantor Gojek di Petojo. , Jakarta Pusat, dan kantor Grab di Cilandak, Jakarta Selatan,” kata Kapolri dalam keterangan resmi yang diterima dlbrw.com, Rabu (28/8/2024).

Ia menegaskan, aparat keamanan Indonesia mendukung dan menghormati tindakan tersebut. Yang terpenting tidak menimbulkan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas). Menurutnya, apa yang akan terjadi adalah hal biasa.

Begitulah kesatuan dan takdir pengendara sepeda motor. Hal ini bermula dari ketidakpuasan pemohon dan pemerintah.

“Pengemudi ojol semakin mendapat tekanan dari industri logistik, sementara pemerintah tidak bisa berbuat banyak untuk memenuhi konsep keadilan bagi kepentingan mitra logistik yang ada karena selama ini kami mempertimbangkan status hukum taksi online karena tidak dilegalkan di negara tersebut. bentuk hukumnya,” kata Igun.

Dengan tidak adanya status hukum bagi pengemudi ojek, lanjutnya, perusahaan aplikasi dapat bertindak tanpa solusi apa pun di platformnya dan tanpa memberikan kekuatan yang jelas kepada pemerintah. Hal inilah yang menyebabkan munculnya berbagai gerakan dari mitra.

Tak hanya pameran, ojol juga siap menyelenggarakan acara. Ini adalah praktik tidak menerima pesanan pelanggan melalui aplikasi yang mencakup semua pesanan, baik itu makanan, ekspor dan pengiriman, atau orang yang mengantarkan paket. 

“Kami berharap industri aplikasi menghargai masukan gagasan dari mitra sebagai salah satu pendapat yang perlu diperhatikan dan Pemerintah juga dapat menyimpulkan permasalahan yang terus berulang dengan sistem perjalanan online,” kata Igun.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours