Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis Ajak Penonton Hadapi Trauma dan Sembuh Bersama

Estimated read time 3 min read

dlbrw.com, JAKARTA — Perusahaan produksi Sinemaku Pictures menghadirkan film terbaru berjudul May I Just Once Kumenangis yang disutradarai Reka Wijaya. Mengusung misi untuk meningkatkan kesadaran mengenai kesehatan mental, film ini tak hanya berhasil membuat penontonnya menghadapi emosi dan luka batinnya, tapi juga menunjukkan bagaimana cara pulih dari trauma.

Can I Win Just Once mengikuti kisah Tari (diperankan oleh Prilly Latuconsina), yang setelah kakak perempuannya meninggalkan rumah, harus berjuang sendirian untuk menyelamatkan ibunya (Dominique Sanda) dari ayahnya yang kejam (Surya Saputra). Dans yang sejak kecil banyak mengalami trauma, tak kuasa lagi menanggung beban tersebut. Ditemani Baskara (Dikta Wicaksono), pria temperamental yang juga tergabung dalam kelompok pendukung yang sama, Tari berusaha mengatasi trauma yang dideritanya.

Melalui kisah Tari, seorang perempuan yang mengalami trauma masa kecil dan terus mengalaminya hingga dewasa, film May I Just Once Kumenangis juga menekankan pentingnya mengenali dan mengungkapkan perasaan sebagai langkah awal setelah penyembuhan.

Produser I Can Win Just Once, Umay Shahab mengatakan, ide cerita film ini berasal dari kelompok pendukung. Alih-alih mengagung-agungkan kesedihan, Umay ingin film ini menjadi platform pemberdayaan bagi individu yang belum bergulat dengan seluruh lapisan emosinya.

“Kami ingin film ini bisa menjadi sahabat bagi siapapun yang sedang bergelut dengan emosinya. Kami berharap penonton bisa menemukan kekuatan dalam diri mereka setelah menyaksikan film ini,” ujar I Can Win, produser Once Upon a Time, Umay Shahab dalam jumpa pers . di XXI Plaza Indonesia, Jakarta, Kamis (10/10/2024).

Film ini menampilkan suasana yang berat dan menegangkan. Tari, sang tokoh utama, hidup di lingkungan yang penuh ketegangan dan ketidakharmonisan. Penonton akan merasakan derita dan kesedihan yang mendalam saat menyaksikan Tari berjuang bertahan di tengah situasi sulit.

Namun seiring berjalannya film, perubahan pada Tari akan mulai dirasakan oleh penonton. Ia mulai belajar mengungkapkan perasaannya, mencari dukungan dari orang-orang terdekatnya, dan berusaha menyembuhkan trauma masa lalunya. Perjalanan emosional ini akan membuat penonton bersemangat dan merasakan perjuangan Tari.

Salah satu momen paling berkesan dalam film ini adalah saat Tari akhirnya menangis. Adegan ini sangat emosional dan mampu membuat penontonnya ikut menangis. Menangis merupakan salah satu bentuk pelepasan emosi yang sehat, dan film ini mengajak penontonnya untuk tidak takut menangis dan mengungkapkan perasaannya.

“Kami ingin film ini menjadi ruang aman bagi penonton untuk merasakan emosi yang beragam. Melalui cerita Tari, kami ingin menunjukkan bahwa setiap orang berhak untuk menyembuhkan lukanya dan berbahagia,” ujar May Once Only Kumenangis, kata sutradara Reka Wijaya. .

Film ini juga dibintangi oleh Widi Mulia (sebagai Nina), konselor kelompok pendukung Ummi Quary (Ica), Kristo Immanuel (Agoy), Gracia JKT48 (Sarah) dan Antonio Blanco (Dimas). Ide cerita film May Once Only Kumenangis dikembangkan oleh Umay Shahab, Prilly Latuconsina, dan Junisya Aurelita. Sedangkan skenarionya ditulis oleh Junisya Aurelita.

Can I Cry Just Once juga menjadi sebuah gerakan melalui hadirnya acara sebelumnya, Can We Cry Just Once yang mengajak ribuan orang untuk bersama-sama mengolah perasaan yang difasilitasi oleh konselor profesional. Lebih jauh lagi, ini adalah eksperimen sosial yang memungkinkan para aktor film mengungkapkan perasaan terpendam mereka yang belum pernah terungkap sebelumnya. Anehnya, eksperimen ini pun menjadi ajang bagi netizen untuk saling berbagi emosi. Film ini akan tayang di bioskop Indonesia mulai 17 Oktober 2024.

 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours