Prospek Cerah Hulu Migas, Kebutuhan Gas Alam untuk Industri Masih Tinggi

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Para ahli migas memperkirakan prospek investasi sektor migas Indonesia masih cerah berdasarkan perkiraan permintaan migas global yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2029. Hal ini akan membantu pencapaian tujuan pertumbuhan ekonomi. sebesar 8% yang ditargetkan oleh pemerintahan baru.

Pakar migas Hadi Ismoyo mengatakan cadangan migas di Indonesia masih sangat besar yakni. sekitar 128 cekungan migas, dan hanya 20 cekungan yang berproduksi.

Lanjutnya, dari 20 cekungan, sudah dilakukan pengeboran dan sudah ada penemuan, namun 8 cekungan belum dikembangkan. Lalu terdapat 19 cekungan yang menunjukkan adanya hidrokarbon dan 68 cekungan yang belum dilakukan pengeboran sama sekali.

Hadi mengatakan hal ini memberikan peluang yang sangat baik untuk menemukan cadangan migas baru yang dapat meningkatkan produksi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap produk luar negeri.

Namun, Hadi mengatakan perlu keberanian untuk mengambil langkah besar dalam mencari sumber daya baru untuk menggantikan sumber daya yang saat ini diproduksi setiap hari.

“Kalau melihat sejarah migas kita, yang berani melakukan riset besar adalah perusahaan migas asing,” ujarnya.

Selain itu, kata Hadi, kualitas pencarian data juga perlu ditingkatkan, pemasaran setiap tahapan lelang juga harus diperkuat, penjelasan kepada investor asing, dan tidak terus-menerus mengubah berbagai peraturan perundang-undangan.

Dengan begitu, akan dilakukan kegiatan eksplorasi cekungan migas yang berdampak pada produksi tinggi. “Sangat mengkhawatirkan, karena perusahaan migas tanpa riset yang besar, kita tidak akan bisa mendapatkan produksi dalam jumlah yang berkelanjutan,” ujarnya.

Langkah Pemerintah Menarik Investor Hulu Migas di RI

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menerbitkan peraturan terbaru tentang pembagian kontrak minyak dan gas (migas) untuk meningkatkan daya tarik investasi migas di Indonesia. Aturan terbaru ini tertuang dalam Peraturan Menteri Energi dan Mineral Nomor 13 Tahun 2024 tentang Perjanjian Bagi Hasil Bruto.

Selain itu, juga diuraikan Peraturan Menteri ESDM Nomor 230.K/MG.01.MEM.M/2024 tentang Pedoman Pelaksanaan dan Aspek Perjanjian Bagi Hasil Bruto.

Direktur Pengembangan Migas Lanjutan Ariana Soemanto mengatakan pembaruan regulasi ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan pengusaha dan pemerintah. Diantaranya adalah bagi hasil yang diterima pengusaha bisa mencapai 75-95% membuat WK Migas Inkonvensional semakin menarik, karena bagi hasil pengusaha bisa mencapai 93-95% di awal.

“Ke depan, kriteria penentuan besaran bagi hasil bagi pengusaha akan disederhanakan dari 13 kriteria menjadi hanya 5 kriteria,” imbuhnya.

Perbaikan Infrastruktur Gas Bumi

Terkait infrastruktur, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus menyiapkan proyek infrastruktur yang dapat meningkatkan produksi gas bumi di Indonesia. Proyek pembangunan pipa gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap Kedua (Seksi Batang-Cirebon-Kandang Haur) sepanjang 245 KM resmi dimulai, setelah dilakukan pengelasan awal sekaligus mendapat sertifikasi dari Menteri. Sumber Daya Energi dan Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.

Proyek tersebut bukan sekedar proyek infrastruktur, namun akan menjadi batu loncatan bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih luas. Bahlil mengatakan proyek tersebut bukan sekedar proyek infrastruktur, tetapi akan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi yang lebih luas. Sebab, pemanfaatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada proyek Cisem Tahap II sudah mencapai 100%.

Selain memberikan dampak ekonomi secara langsung, proyek Cisem Tahap II juga mempunyai implikasi jangka panjang terhadap ketahanan energi nasional. Ia juga mengatakan, proyek Cisem akan menjadi infrastruktur penting bagi usaha kecil dan menengah, serta industri besar yang terletak di sepanjang jalur pipa gas Cisem.

Tak hanya itu, Kementerian ESDM saat ini juga sedang mempersiapkan pembangunan pipa gas Dumai-Sei Mangke di Sumatera Utara. Jika proyek ini selesai maka konsumsi gas dalam negeri akan meningkat karena terkoneksi dari Jawa Timur hingga Sumatera.

Diperkirakan akan ada tambahan sambungan sebanyak 300 ribu kepala keluarga (SR) di Cisem dan 600 ribu SR di Dumai-Sei Mangke.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours