Panduan mengurangi risiko stroke

Estimated read time 2 min read

Jakarta dlbrw.com – Stroke merupakan suatu kondisi medis yang terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah atau menggumpal sehingga menghalangi aliran darah.

Ketika aliran darah dan suplai oksigen ke otak terganggu, sel-sel otak mati, menyebabkan komplikasi lebih lanjut seperti kelumpuhan, kehilangan ingatan, kecacatan dan kematian.

Meski bisa berakibat fatal, hingga 80 persen kasus stroke dapat dicegah, menurut pedoman pencegahan stroke terbaru American Stroke Association (ASA), yang dikutip dalam siaran Medical Daily Selasa (22/10).

Faktor risiko stroke termasuk tekanan darah tinggi, merokok, kolesterol tinggi, diabetes, sleep apnea, penyakit kardiovaskular seperti fibrilasi atrium, dan riwayat stroke atau serangan jantung pada pribadi atau keluarga.

Dr. Cheryl D. dari Fakultas Kedokteran Universitas Wake Forest di Winston-Salem, North Carolina. Bushnell, mengetuai kelompok penulisan pedoman ASA.

Ia mengatakan, cara yang paling efektif untuk mengurangi angka kejadian stroke dan kematian akibat stroke adalah dengan mencegah serangan stroke pertama yang disebut dengan pencegahan primer.

Dalam upaya mencegah stroke pertama pada orang dewasa, penyedia layanan kesehatan diminta untuk menilai faktor risiko pasien seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, gula darah tinggi, dan obesitas.

Penyedia layanan kesehatan disarankan untuk meresepkan obat antihipertensi untuk menurunkan tekanan darah dan statin untuk menurunkan kolesterol pada individu yang berisiko.

Para ahli juga merekomendasikan penggunaan obat agonis reseptor glukagon-like protein-1 (GLP-1) untuk penderita obesitas atau diabetes tipe 2.

Selain itu, pedoman baru ASA mencakup rekomendasi spesifik gender untuk skrining dan pencegahan stroke.

Rekomendasi untuk skrining pada wanita berisiko tinggi mencakup faktor-faktor seperti penggunaan kontrasepsi oral, endometriosis, komplikasi kehamilan seperti tekanan darah tinggi dan persalinan prematur, kegagalan ovarium prematur, dan menopause dini.

Orang yang menjalani terapi estrogen untuk meningkatkan kualitas seks juga memiliki peningkatan risiko stroke.

ASA menekankan pentingnya kesadaran dan pendidikan masyarakat tentang pilihan gaya hidup sehat seperti berhenti merokok, peningkatan aktivitas fisik, pola makan sehat dan peningkatan kualitas tidur dalam upaya mencegah stroke.

“Memahami siapa yang berisiko lebih tinggi terkena stroke pertama dan memberikan dukungan untuk menjaga kesehatan jantung dan otak dapat membantu mencegah stroke pertama,” kata Dr. Bushnell.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours