Ketidakpastian: Pengendalian APBN?

Estimated read time 5 min read

Candra Fajri Ananda

Staf Khusus Menteri Keuangan Republik Indonesia

Menjaga stabilitas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (SIB) merupakan salah satu prioritas penting pemerintah di tengah kondisi perekonomian global yang penuh gejolak. Kondisi seperti ketidakpastian geopolitik, gangguan teknologi, dan perubahan iklim ekonomi pasca pandemi telah meningkatkan risiko pembangunan di semua negara.

Bagi Indonesia, di tengah tantangan tersebut, APBN merupakan instrumen publik yang penting untuk menjamin pembangunan berkelanjutan dengan menjamin berfungsinya pelayanan publik dan mendukung sektor perekonomian dengan lebih baik. Dalam periode seperti ini, stabilitas menjadi tujuan penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat dan pasar.

Keberlanjutan APBN erat kaitannya dengan prinsip “keberlanjutan fiskal”, dimana pemerintah harus memastikan belanja publik tidak membebani peluang ekonomi jangka panjang. Menurut teori kesetaraan Ricardian, jika masyarakat mengharapkan pajak yang lebih tinggi, peningkatan utang untuk membiayai defisit anggaran dapat mengurangi konsumsi di masa depan.

Oleh karena itu, pemerintah hendaknya menerapkan kebijakan fiskal yang ditujukan pada keseimbangan antara pengeluaran dan penerimaan negara. Di satu sisi, belanja yang efektif diperlukan untuk mendukung program perlindungan sosial, pembangunan infrastruktur, dan stimulus ekonomi.

Di sisi lain, untuk mengurangi defisit anggaran, penting untuk meningkatkan penerimaan negara baik melalui pajak maupun melalui optimalisasi sumber daya alam. Dalam situasi seperti ini, kebijakan fiskal yang adaptif dan terukur sangat diperlukan untuk menjaga keseimbangan perekonomian domestik dalam menghadapi tekanan global yang tidak terduga.

Selain keberlanjutan, aspek keberlanjutan APBN juga harus fokus pada pendanaan. Pembiayaan utang yang berlebihan tanpa memperhatikan peluang ekonomi jangka panjang dapat menimbulkan masalah bagi generasi mendatang. Penting bagi pemerintah untuk mempertimbangkan langkah-langkah inovatif untuk meningkatkan pendapatan pemerintah secara berkelanjutan, seperti digitalisasi perekonomian dan perbaikan pengelolaan sumber daya alam.

Menjaga APBN Tetap Kredibel Banyak janji-janji politik yang diucapkan pada tahun politik 2024 disembunyikan di depan umum dan tidak baik jika diingkari. Oleh karena itu, masyarakat berharap berbagai janji tersebut dapat terealisasi, khususnya di bidang jaminan sosial, kesehatan, dan pendidikan. Sebab, penting bagi pemerintah untuk mencapai keseimbangan antara memenuhi harapan masyarakat dan menjaga kredibilitas APBN.

Artinya, implementasi janji kebijakan harus dibarengi dengan perencanaan fiskal yang matang agar tidak membebani defisit APBN yang saat ini diproyeksikan sebesar 2,5% PDB. Faktanya, angka tersebut relatif terkendali, padahal merupakan komitmen belanja publik yang besar

Janji-janji politik tidak sulit untuk diwujudkan, terutama dalam menjaga keseimbangan antara anggaran dan keberlanjutan fiskal untuk program-program prioritas. Program-program utama seperti penyediaan makan siang gratis di sekolah, pembangunan infrastruktur, dan penyediaan perumahan yang terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah merupakan komitmen utama pemerintah yang akan datang.

Menyasar 80 juta penerima, program makan siang gratis ini diperkirakan membutuhkan anggaran sebesar Rp400 triliun setiap tahunnya hingga tahun 2029. Selain itu, proyek pembangunan Ibu Kota Negara Indonesia (IKN) juga menjadi prioritas sehingga membutuhkan dana tambahan. e APBN pada tahun-tahun mendatang.

Artinya sangat penting bagi Pemerintah untuk mengelola anggaran dan mengendalikan pengeluaran agar tidak membebani keuangan negara. Pengendalian anggaran merupakan kunci yang sangat penting untuk menjaga kesehatan fiskal suatu negara. Program-program besar seperti makan siang gratis dan pembangunan infrastruktur yang memerlukan alokasi anggaran besar memerlukan pengelolaan yang transparan dan efisien.

Pasalnya, berdasarkan laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), kebocoran anggaran pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp5 triliun yang menunjukkan pentingnya pengendalian yang ketat untuk mencegah belanja masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya penguatan pemeriksaan APBN untuk memastikan dana yang dialokasikan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat secara optimal.

Selain itu, tantangan global seperti fluktuasi harga komoditas dan ketidakpastian perekonomian global akan memaksa pemerintah di masa depan untuk berhati-hati dalam menjaga stabilitas perekonomian nasional. Salah satu upaya pemerintah untuk menyelamatkan APBN adalah dengan membiarkan pemerintah memenuhi janji-janji politik tanpa membaca APBN secara berlebihan.

Melalui upaya pengendalian yang efektif tersebut, pemerintah diharapkan dapat menjaga kesehatan fiskal, melaksanakan program-program prioritas, dan menjamin stabilitas perekonomian nasional dalam menghadapi tantangan global yang terus berlanjut.

Pentingnya perencanaan dan evaluasi

Pada tahun 2025, kualitas perencanaan APBN akan menjadi faktor penentu dalam menyelesaikan tantangan perekonomian global dan domestik. Seiring dengan berbagai janji kebijakan seperti peningkatan sosial dan infrastruktur, Pemerintah harus memastikan pelaksanaan perencanaan anggaran secara hati-hati.

Amplop anggaran (indikatif) yang dibuat pemerintah menjadi pedoman utama dalam menentukan berapa besar alokasi APBN untuk setiap sektor prioritas. Adapun dalam APBN 2025, anggaran pemerintah diproyeksikan sebesar Rp3.500 triliun dengan fokus pada belanja sosial dan perbaikan infrastruktur untuk mendukung pemulihan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Amplop anggaran digunakan sebagai ambang batas atau alokasi indikatif untuk memberikan pedoman selama pengembangan perencanaan anggaran tahunan. Hal ini menjadi dasar utama untuk memastikan anggaran tidak melebihi kapasitas fiskal negara.

Misalnya pada APBN 2025, 20% total belanja dialokasikan untuk pendidikan, sedangkan sekitar Rp 200 triliun dialokasikan untuk kesehatan. Artinya, dengan perencanaan berdasarkan amplop anggaran, pemerintah dapat menyeimbangkan kebutuhan mendesak dan sumber daya yang terbatas serta meminimalkan risiko defisit yang berlebihan.

Selain itu, tidak hanya kualitas perencanaan, Monitoring dan Evaluasi (Monev) juga sangat penting untuk memastikan anggaran yang dialokasikan digunakan secara efektif dan efisien. Pemantauan dan evaluasi yang ketat perlu dilakukan untuk menghindari permasalahan serupa di kemudian hari.

Monitoring dan evaluasi yang baik berguna tidak hanya untuk mengidentifikasi penyimpangan, namun juga untuk memastikan bahwa program dilaksanakan sesuai rencana awal. Misalnya, program makan siang gratis yang anggarannya mencapai Rp 400 triliun memerlukan pengawasan yang ketat untuk memastikan program tersebut berjalan sesuai tujuannya dan tidak membebani keuangan masyarakat.

Pemantauan dan evaluasi yang efektif membantu pemerintah untuk menilai efektivitas program yang dilaksanakan pemerintah terhadap tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan anggaran yang baik berperan penting dalam menjaga kesehatan APBN dan efisiensi belanja pemerintah. Tata kelola yang baik tidak hanya menjamin implementasi yang tepat dari janji-janji politik, namun juga berdampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat. Saya harap begitu.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours