Kasus Bunuh Diri di Kalangan Muda Tinggi, Pakar Ungkap Pemicunya

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com, JAKARTA — Kasus bunuh diri di kalangan generasi muda masih menjadi isu penting yang perlu mendapat perhatian. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 800 ribu kasus bunuh diri terjadi setiap tahun, sebagian besar terjadi di kalangan anak muda.

Yurika Fauzia Vardhani, peneliti spesialis muda di Brin Center for Health and Public Research, mengatakan bunuh diri merupakan fenomena kompleks yang belum terselesaikan sepenuhnya. Namun berdasarkan analisis Eureka, bunuh diri pada masa kanak-kanak seringkali disebabkan oleh tekanan akademis dan sosial.

“Bagi generasi muda, kasus bunuh diri terjadi karena tekanan akademik dan sosial, harapan yang tinggi terhadap prestasi dan kekuatan yang tinggi di bidang akademik,” kata Eureka dalam keterangan tertulisnya, dikutip Minggu (4/8/2024).

Selain itu, kata Ureka, kasus bunuh diri di kalangan anak muda seringkali disebabkan oleh perubahan hormonal, emosi, masalah keluarga, perundungan, dan pengaruh media sosial. “Ada juga yang muncul karena masalah identitas pribadi, dan kurangnya dukungan atau sistem pendukung di kalangan remaja,” kata Eureka.

Ia menemukan bahwa berdasarkan gender, angka bunuh diri lebih tinggi terjadi pada laki-laki. Menurutnya, hal tersebut erat kaitannya dengan budaya dominasi laki-laki dan budaya sosial bahwa laki-laki harus kuat, tegar, dan tidak mengeluh. Jadi, ketika menghadapi masalah yang serius, mereka menyembunyikannya sendirian.

“Jika Anda menyimpan stres dan masalah Anda sendirian, Anda akan lebih rentan mengalami depresi dan akhirnya bunuh diri,” ujarnya.

Untuk mengurangi kasus bunuh diri di kalangan remaja, Eureka menekankan pentingnya membangun layanan kesehatan mental yang lebih baik. Selain itu, dirasa perlu adanya program anti bunuh diri oleh pemerintah dan instansi terkait.

 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours