Gerakan Cinta Tenun Ikat, Upaya Angkat Ekonomi Masyarakat Daerah Tertinggal

Estimated read time 3 min read

NUSA TENGGARA TIMUR – Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi meluncurkan gerakan Tenun Ikat Cinta dan Festival Budaya untuk mendukung kearifan lokal di wilayah Timor Tengah Selatan, NTT, pada Selasa (24/9). Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran pewarna alam dengan konsep living designer yang dilaksanakan di desa Boti, kecamatan Kei, wilayah Timor Tengah Selatan.

Dalam kursus ini, sekitar 60 orang penenun dari 22 kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur dilatih membuat pewarna alam. Sri Megha Darmi atau Riri Sanjojo sapaan akrabnya, istri Menteri Pembangunan dan Transmigrasi Daerah Tertinggal, sekaligus Penasehat Kementerian Perdesaan PDTT, Perkumpulan Dharma Vanita, dalam sambutannya mengundang seluruh pihak. masyarakat untuk mencintai produk Indonesia. .

“Kita harus cinta budaya lokal, dukung produk lokal dengan membeli produk lokal. Dan pesan Ibu Negara (Iriana Joko Widodo) kalau beli produk lokal jangan tawar-menawar,” kata Riri disambut tawa dan sorak-sorai. Tepuk tangan dari penonton.

Dengan pewarnaan alami, lanjut Riri, kita turut serta menjaga lingkungan, karena bahan yang digunakan langsung dari alam. Dalam pertemuan di tempat yang sama, Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Rentan Samsul Widodo mengatakan dana desa bisa dialokasikan untuk pembangunan kain.

“Dana desa misalnya, bisa digunakan untuk membeli benih atau benang kapas. Jadi dana desa tidak hanya sekedar membangun infrastruktur, tapi juga bisa digunakan untuk menciptakan produk unggulan, dalam hal ini tenun,” ujarnya Sams.

Pemanfaatan sumber daya alam secara ekologis sangat penting untuk menjamin keberlangsungan ketersediaan sumber daya dengan memperhatikan daya dukung dan daya dukung lingkungan setempat, lanjut Samsuli.

Revitalisasi pasar dan produksi tisu tradisional NTT menjadi salah satu tujuan kegiatan ini. Tujuan utamanya adalah meningkatkan perekonomian masyarakat dengan memperkuat sumber daya tenun dan kerajinan tangan yang sarat dengan nilai-nilai budaya lokal tanpa mempengaruhi kualitas lingkungan hidup serta dapat melestarikan lingkungan daerah yang ada.

Dalam kegiatan tersebut, Kemendes PDTT melalui Ditjen PDT menggandeng Bank NTT, Dekranasda Provinsi NTT, desainer Merdi Sihombing dan Tokopedia. Bank NTT mengambil peran modal ventura yang dapat memfasilitasi akses permodalan. Dekranasda dapat melestarikan dan mengembangkan warisan budaya nusantara dengan memajukan dan mengembangkan kerajinan tangan untuk meningkatkan harkat dan martabat perajin Indonesia.

Harapannya, dengan keterlibatan desainer Merdi Sihombing, ia mampu menularkan ilmunya kepada masyarakat khususnya para perajut dan perajut. Sementara itu, Tokopedia diharapkan dapat mendorong penjualan digital barang rajutan di daerah tertinggal.

Hingga Desa Boti, kegiatan nilai tambah tenun dan kerajinan tangan dengan pewarna alam telah dilaksanakan di Desa Setangori Wilayah Lombok Tengah, Desa Limboro Wilayah Dongalla dan Desa Lahusa Fau Wilayah Nyas Selatan.

“Di Desa Lahusa Faw Wilayah Nyas Selatan yang baru dilaksanakan pada minggu lalu, pelatihan difokuskan pada kerajinan Kalabubu atau kerajinan batok kelapa sebagai aksesoris pendukung eco-friendly fashion atau fesyen ramah lingkungan,” ujar Direktur Pengembangan Sumber Daya dan Lingkungan Hidup. , Dwi. . Rudy Hartoyo yang juga ketua panitia pendiri gerakan tenun ikat dan festival budaya Cinta Ikat.

Kabupaten Wamena, Provinsi Papua direncanakan sebagai lokasi akhir peningkatan nilai tambah pewarna alam. “Harapan kami adalah meningkatkan kapasitas pelaku usaha rajutan, pola dan pakaian rajut untuk menjangkau pasar yang lebih luas dengan menggunakan teknologi digital di Industri 4.0,” lanjut Rudy.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours