AAJI: Agen asuransi masih efektif tingkatkan penetrasi di masyarakat

Estimated read time 3 min read

JAKARTA (ANTARA) – Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu menilai saat ini agen asuransi masih menjadi salah satu cara paling efektif untuk meningkatkan penetrasi asuransi di masyarakat.

Menurutnya, dari sisi pemasaran, pendekatan melalui perencana asuransi yang bertemu langsung dengan calon tertanggung lebih efektif dibandingkan digitalisasi.

“Jadi menurut kami penjualan digital mungkin tidak efektif. Saya tidak mengatakan bahwa hal itu belum ada. Itu ada tetapi tidak efektif. Lebih efektif menggunakan agen atau bancassurance. Tapi kalau bicara operasional, dll, semuanya digital. “Efisien banget,” kata Togar usai jumpa pers hari Indonesia Million Dollar Round Table (MDRT) 2024 di Jakarta, Senin.

Togar menjelaskan, industri asuransi Indonesia saat ini sedang mengalami perubahan besar seiring digitalisasi yang menjangkau berbagai aspek. Ia membagi fungsi industri asuransi menjadi dua bagian besar: Back Office dan Front Office.

Back office lebih fokus pada operasional dan manajemen, sedangkan front office bertugas menjual produk asuransi yang kini banyak dilakukan melalui platform digital.

“Di back office, asuransi adalah masalah operasional administratif. Front office menjual. Jika Anda memanfaatkan digital, mungkin sekitar 90% perusahaan asuransi menjual secara digital,” katanya.

Ia meyakini salah satu penyebab utama penjualan asuransi digital tidak efektif adalah rendahnya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi. Banyak orang yang masih lebih memilih berkomunikasi langsung dengan agen asuransinya dibandingkan membeli produk asuransi secara online.

“Kenapa penjualan asuransi menurun? (kesadaran berasuransi) masyarakat masih rendah. Tapi tidak bisa menyuruh mereka berjualan secara digital. , ” jelasnya.

Namun, dari sudut pandang operasional dan manajemen, digitalisasi telah memberikan dampak yang baik dan memberikan efisiensi yang signifikan.

Lebih lanjut, ia mencontohkan, meski Indonesia memiliki lebih dari 50 perusahaan asuransi jiwa dan lebih dari 500.000 agen asuransi, namun kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi masih rendah. Kami berharap seiring berjalannya waktu, masyarakat Indonesia semakin memahami pentingnya asuransi.

“Saya berharap masyarakat Indonesia segera memahami pentingnya asuransi,” kata Togar.

Ia juga mengatakan, industri asuransi kini lebih fokus pada peningkatan kualitas agen. Kami fokus merekrut lebih banyak pemasar di sektor asuransi untuk meningkatkan penetrasi pasar. Oleh karena itu, Togar mengatakan, belum ada target penjualan asuransi.

“Bukan itu yang kami targetkan. Yang kami lihat sekarang adalah bagaimana kami bisa meningkatkan kualitas agen-agen ini. Dan aturan mainnya adalah dengan memindahkan agen dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Nah, kalau bisa, kami ‘ll “Kami mendorong lebih banyak orang untuk menjadi pemasar asuransi,” katanya.

Berdasarkan data Otoritas Pengawas Keuangan (OJK) dan Laporan Pemantauan Asuransi ASEAN 2022, tingkat penetrasi asuransi Indonesia masih sebesar 2,7%, tertinggal dari Singapura (12,5%), Malaysia (3,8%), dan Thailand. (4,6%), persen). Sementara itu, OJK telah menerbitkan Peraturan OJK Tahun 2024 tentang Produk Asuransi dan Saluran Pemasaran Produk Asuransi (POJK) No. 8 diumumkan.

OJK memiliki peraturan tambahan mengenai penyelenggaraan produk asuransi digital, antara lain peraturan yang mewajibkan perusahaan memenuhi persyaratan memiliki tanda registrasi penyelenggara sistem elektronik, menerapkan proses manajemen risiko teknologi informasi, dan memuat ketentuan terkait penyelenggaraan asuransi digital. Kepada asosiasi perusahaan. Produk dengan pihak lain.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours